Satu hal yang menarik bagiku adalah mereka yang melek terhadap seni adalah orang-orang hebat yang kerap kali mendapat stigma buruk di masyarakat. Berawal dari komunitas musik punk, menjadi pegiat seni untuk mengisi kekosongan dengan mencipta. Sebelum ini pandangan umum yang kuterima adalah bahwa punk merupakan perusuh. Semua terbantahkan saat aku disini.
"Semua cuma casing kok mas, semua punya bungkusnya sendiri. Ada yang keliatan diam-diam kayak orang baik gitu ternyata pengedar narkoba. Ada yang keliatan rapi, sopan dan santun, tapi ternyata koruptor. semuanya sama, punya sisi lain," kata Dinyo. Tidak ada yang perlu dibandingkan dan diperdebatkan. "Kita semua sama, jadi jangan melihat sebelah mata," timpal Roy memberi statement yang buatku menggumam untuk menyepakati ini.
Kurang lebih dua jam aku berada di persinggahan ini. ketika keluar pintu, aku melihat papan yang digantung diatas pintu. bila dilihat dari depan tertulis 'Ruang Kita'. "Artinya, ya ini ruang kita, ruang untuk siapapun dapat berkumpul, bercengkrama, ataupun berkarya. Kami terbuka, siapapun boleh datang kesini" Kata Roy memberi senyum.
 Untuk berkunjung dan belajar cukil kayu, dapat dilihat di instagram @deltapunkart
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H