Masyarakat miskin harus diupayakan tumbuh.  Caranya dengan memenuhi kebutuhan dasar mereka.  Contoh kebutuhan dasar itu misalnya adalah rumah. Tidak hanya itu, penyediaan rumahnya pun memperhatikan kebutuhan real terhadap rumah.
Sampai di sini, kegiatan ekonomi yang ada berhenti  'tumbuh'. Justru selanjutnya adalah 'berkembang' dengan memenuhi kebutuhan --kebutuhan dasar orang-orang menurut hirarkinya.
Ini berbeda dengan model ekonomi yang menekankan per 'tumbuh'an terus menerus. Yaitu ketika perusahaan propert,i karena ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, merangsang orang membeli rumah meski orang itu sudah punya rumah. Persis seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan berujung krisis finansial pada 2008 silam.
Misal lain dari kebutuhan dasar itu adalah pendapatan. Stressing point Model Ekonomi Donat terkait pendapatan ini ada pada kepemilikan bersama atas satu perusahaan. Hasilnya orang-orang menjadi lebih peduli terhadap entitas bisnis yang mereka miliki dan pada waktu yang bersamaan kesejahteraan menjadi terdistribusi secara merata. Ini berbeda dengan kondisi perusahaan lazimnya. Di mana profit dari perusahaan mengalir kepada para pemegang saham utama.
Dalam kaitannya dengan perbaikan ekonomi setelah Covid-19, model ekonomi donat ini menawarkan kestabilan dan pemerataan kesejahteraaan.
Alternatif pertama mungkin akan bersinggungan dengan pride kita sebagai sebuah negara. Alternatif kedua terbentur pada pengkomunikasiannya dan  mekanisme. Bukankah wacana penggunaan DAU sempat pernah memunculkan kontroversi. Sedang alternatif ketiga lebih sebaga solusi jangka panjang. Hasilnya lama, sementara kita sudah pingin semua masalah sudah teratasi dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H