Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://gregsatria31.blogspot.com/

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sinyal Perpecahan di Timnas Uruguay, Justru Terjadi Saat Surplus Pemain Top

14 Oktober 2024   05:55 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:50 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Saat Mathias Olivera dari Uruguay merayakan gol di pertandingan Grup C Copa America 2024 melawan Amerika Serikat di GEHA Field di Arrowhead Stadium pada 1 Juli 2024 di Kansas City. (Michael Reaves/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Getty Images via AFP)

Di lini depan, trisula Maxi Araujo (Sporting Lisbon), Facundo Pellistri (Panathinaikos), dan Darwin Nunez (Liverpool) kerap menjadi andalan untuk menjebol jala lawan. Semua pemain ini jika tersedia, menjanjikan sebuah senjata tempur yang siap melibas siapapun lawannya.

Sosok Marcelo Bielsa yang menjadi pelatih Timnas Uruguay. Sumber : Reuters Con/Vincent Carchietta via cnnindonesia.com
Sosok Marcelo Bielsa yang menjadi pelatih Timnas Uruguay. Sumber : Reuters Con/Vincent Carchietta via cnnindonesia.com

Anomali Pelatih Asing yang Membesut La Celeste

Setelah memiliki skuad yang bertabur pemain top, membahas Marcelo Bielsa yang menjadi pelatih Timnas Uruguay, sebenarnya merupakan sebuah anomali.

Sejak tahun 1915, La Celeste hanya pernah dibesut dua pelatih asing yang non berkebangsaan Uruguay. Pertama adalah Daniel Passarella pada kurun 1999 sampai 2001, dan kini ada Marcelo Bielsa yang memimpin sejak Mei 2023. Kebetulan, keduanya sama-sama berasal dari Argentina.

Selain Brasil dan Argentina, salah satu kekuatan besar Amerika Latin yang seperti enggan "mengakui" kehebatan negara lainnya adalah Uruguay. La Celeste merupakan negara yang mempunyai sejarah besar dengan dua gelar Piala Dunia dan 15 kali juara Copa America, jadi wajar jika mereka sebenarnya memiliki egosentris untuk memilih seorang pelatih lokal.

Penunjukkan Marcelo Bielsa memang sempat dipertanyakan. Selain ia berasal dari negara pesaing langsung, "kegilaan" dan kenyentrikan Bielsa sudah termahsyur di seluruh dunia, kendati tak dapat dipungkiri ia merupakan salah satu pelatih kaliber dunia.

Angka yang dihasilkan pendahulunya, Daniel Passarella, menunjukkan data yang kurang sip. Dalam 17 laga menukangi Uruguay, sosok yang pernah mengantar Argentina dua kali juara dunia tersebut hanya menghasilkan 7 menang, 4 seri, dan 6 kali kalah.

Secara permainan, di Copa America kemarin Timnas Uruguay memang menjadi salah satu penampil terbaik bersama dengan Kolombia. Namun sayang, di semifinal mereka gagal mengalahkan James Rodriguez dkk yang bermain dengan 10 pemain.

Namun ketika kalah melawan Peru (12/10/2024), sedikit terlihat bahwa permainan mereka goyah paska isu perpecahan ini. Dominasi 63% penguasaan bola, hanya hasilkan 8 tembakan dengan 3 tepat sasaran ke gawang tim yang menjadi juru kunci klasemen Zona Conmebol. Sebuah sinyal kuat, Bielsa memang mulai kehilangan kendalinya.

Meskipun kemungkinan besar bisa lolos mudah ke Piala Dunia 2026, patut ditunggu, apakah anomali Marcelo Bielsa sebagai pelatih non lokal ini bisa berjalan bagus dan langgeng bagi Timnas Uruguay. Laga kandang melawan Ekuador, Rabu (16/10/2024) besok bisa menjadi salah satu jawabannya.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun