Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://gregsatria31.blogspot.com/

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sinyal Perpecahan di Timnas Uruguay, Justru Terjadi Saat Surplus Pemain Top

14 Oktober 2024   05:55 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:50 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Saat Mathias Olivera dari Uruguay merayakan gol di pertandingan Grup C Copa America 2024 melawan Amerika Serikat di GEHA Field di Arrowhead Stadium pada 1 Juli 2024 di Kansas City. (Michael Reaves/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Getty Images via AFP)

"Apa yang dikatakan Luis semuanya benar. Ia tidak pernah berbohong dan tidak pernah mengatakan hal-hal yang tidak benar. Ia tidak melebih-lebihkan sama sekali, ia mengatakan hal-hal sebagaimana adanya," ujar Valverde dikutip dari Football Espana via detiksport.com.

Beruntungnya, hasil ini masih membawa mereka menempati posisi ketiga dan hanya terpaut 4 poin dari pemuncak klasemen Argentina. Namun tentu, bukan Marcelo Bielsa jika tidak membuat pernyataan di media. Si gila atau El Loco, julukannya, memang mengakui otoritasnya terganggu sejak muncul interview Luis Suarez.

"Mengenai bagaimana situasi itu memengaruhi saya, saya tidak mengabaikan apa yang terjadi, dan saya tahu bahwa otoritas saya terpengaruh dalam beberapa hal," ujarnya saat persiapan menghadapi Ekuador, dikutip dari tempo.co.

Jadi patut untuk dibahas, bagaimana dampak dari sinyal perpecahan ini akan bermuara bagi Timnas Uruguay ke depannya.

Pemain Uruguay merayakan gol di Copa America 2024. Sumber : AP Photo/Reed Hoffman via www.bola.net
Pemain Uruguay merayakan gol di Copa America 2024. Sumber : AP Photo/Reed Hoffman via www.bola.net

Generasi Emas Timnas Uruguay

Timnas Uruguay, entah mengapa selalu bisa mendapatkan tempat tersendiri di hati pecinta sepak bola. Salah satu sebabnya, adalah beberapa ikon unik Amerika Latin, kerap dihasilkan negara berpenduduk hanya sekitar 3.4 juta jiwa ini.

Enzo Francescoli menjadi sosok elegan yang berhasil mempersembahkan tiga Copa America dalam kurun tahun 1980-1990an. Setelahnya, muncul Alvaro Recoba, yang meski tidak punya prestasi mentereng, tetapi kaki kirinya mampu menyihir jutaan pasang mata.

Lalu ada era Diego Forlan, striker yang dicap mandul ketika dibeli Manchester United, namun menjelma menjadi predator tangguh di La Liga. Bersama dengan generasi muda Luis Suarez, Diego Godin, dan Edinson Cavani, mereka sukses menjadi semifinalis Piala Dunia 2010 plus juara Copa America 2010/2011.

Bisa dikatakan, era generasi emas kini sedang dinikmati oleh La Celeste lagi. Keseimbangan komposisi pemain top di setiap lini tinggal menunggu diakomodir oleh strategi yang tepat untuk menjadi penantang gelar regional maupun dunia.

Kiper Sergio Rochet sebagai pengganti Fernando Muslera kini tengah berkarier di Liga Brasil. Di barisan pertahanan, peringkat ke-11 FIFA ini memiliki Jose Maria Gimenez (Atletico Madrid), Ronald Araujo (Barcelona), Mathias Olivera (Napoli), dan Sentiago Bueno (Wolverhampton).

Di tengah, berbagai tipe pemain mereka miliki. Ada Manuel Ugarte (Manchester United) dan Rodrigo Bentancur (Tottenham Hotspur) sebagai gelandang bertahan. Lalu ada box-to-box kelas dunia dalam sosok Federico Valverde, serta pemain bertipe playmaker yakni Nicolas De La Cruz dan Giorgian de Arrascaeta (keduanya dari klub Flamengo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun