Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Masih Relevankah Konsep "Rich Dad Poor Dad" di Tengah Himpitan Ekonomi Tahun 2024?

17 September 2024   18:00 Diperbarui: 17 September 2024   18:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi dua buku Rich Dad Poor Dad by Robert T. Kiyosaki. Sumber : dokpri

Mari kita telusuri mengapa pendidikan finansial dan peluang berwirausaha begitu penting bagi generasi muda dan kelas menengah Indonesia di tahun 2024.

Pentingnya Pendidikan Finansial Sejak Dini

Konsep yang diangkat dalam "Rich Dad, Poor Dad" menekankan perbedaan besar antara aset dan liabilitas. Salah satu prinsip utamanya adalah bahwa orang kaya mengutamakan membangun aset yang menghasilkan pendapatan pasif, sementara orang miskin atau kelas menengah lebih cenderung mengumpulkan liabilitas yang mereka anggap sebagai aset. 

Contoh paling sederhana dari liabilitas yang umum dimiliki oleh kelas menengah adalah rumah dan kendaraan, yang seringkali menurunkan nilai atau justru membutuhkan pengeluaran besar untuk perawatan. Bagi "orang kaya", keduanya adalah liabilitas. Namun bagi "orang miskin", keduanya dianggap sebagai aset atau bahkan investasi.

Lebih jelas mengenai properti, Robert T. Kiyosaki mencontohkan dirinya sendiri dalam melakukan investasi yang sebenarnya. Perumahan yang ia beli, baru bisa dikatakan sebagai aset, hanya bila menghasilkan pendapatan sewa. Bila properti tersebut mangkrak, ia mengkategorikannya sebagai sebuah liabilitas. 

Mengajarkan konsep ini kepada anak-anak dan generasi muda sangat penting, terutama di era yang sangat dinamis seperti saat ini. Pendidikan formal sering kali tidak memberikan pengetahuan finansial yang cukup praktis. Ini berarti banyak orang yang tumbuh dewasa dengan pemahaman yang salah tentang bagaimana uang bekerja. 

Dengan mulai memperkenalkan prinsip-prinsip pengelolaan uang yang baik, investasi, dan wirausaha, anak-anak dapat mengembangkan pola pikir yang lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Gejolak Ekonomi dan Kesempatan untuk Beradaptasi

Tahun 2024 ditandai dengan berbagai tantangan ekonomi global, mulai dari inflasi hingga ketidakpastian pasar kerja. Namun, setiap krisis juga membawa peluang. Bagi kelas menengah Indonesia, saat ini adalah waktu yang tepat untuk berpikir tentang diversifikasi sumber pendapatan dan mulai mengeksplorasi peluang wirausaha.

Di era digital, memulai bisnis kini lebih mudah daripada sebelumnya. Teknologi memungkinkan siapa saja, termasuk anak-anak muda, untuk merintis bisnis dengan modal kecil namun dengan potensi keuntungan besar. 

Platform e-commerce, sosial media, dan fintech membuka pintu bagi individu yang berani mengambil risiko dan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnis. Peluang usaha seperti dropshipping, jualan produk digital, hingga freelancing menjadi pilihan yang semakin populer.

Kelas menengah di Indonesia kini memiliki akses ke lebih banyak alat dan sumber daya untuk memulai bisnis mereka sendiri. Misalnya, dengan hanya berbekal ponsel pintar dan akses internet, seseorang dapat membuka toko online atau menjadi content creator yang menguntungkan seperti menulis di Kompasiana ini. 

Selain itu, dengan berkembangnya teknologi blockchain dan cryptocurrency, kelas menengah kini juga bisa mempertimbangkan investasi di sektor ini sebagai cara baru untuk mengembangkan aset mereka.

Peluang Wirausaha untuk Kelas Menengah di 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun