Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang Spanyol vs Italia, Gli Azzurri Lebih "Tiki-Taka" Dibandingkan La Furia Roja

19 Juni 2024   19:17 Diperbarui: 20 Juni 2024   18:37 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melewati matchday pertama EURO 2024 dengan kemenangan, Spanyol dan Italia akan bersua untuk menentukan langkah ke babak selanjutnya. Veltins-Arena, Gelsenkirchen, Jumat (21/6/2024) dini hari WIB, akan menjadi saksi satu bigmatch yang tersaji di fase grup. Berkaca pada laga sebelumnya, ada indikasi Gli Azzurri kini lebih "tiki-taka" dibandingkan La Furia Roja!

Pasalnya, meski hanya menan tipis 2-1 melawan Albania (16/6/2024), Italia asuhan Luciano Spalletti menguasai penuh jalannya laga. Kebobolan cepat karena lemparan ke dalam "tanggung" Federico Dimarco, perlahan namun pasti gol Alessandro Bastoni dan Nicolo Barella membawa Azzurri lakukan comeback.

Penguasaan bola juara EURO 2020 atas Albania sangatlah mutlak, hampir mencapai 70% dengan 17 tembakan dilakukan sepanjang laga dan 5 di antaranya sukses mengarah ke gawang. Satu yang menarik, lini belakang hingga depan Gli Azzurri tak takut untuk lakukan umpan pendek guna memecah permainan lawan, layaknya tiki-taka. 

Sementara itu Spanyol melalui laga perdananya dengan hasil apik, usai kandaskan tim kuat Kroasia 3-0 (15/6/2024). Meski skor terlihat telak, kemenangan Spanyol ini banyak ditolong oleh performa individual, terutama kiper Unai Simon, Fabian Ruiz serta Lamine Yamal.

Possesion-ball mereka hanya 45%, sedangkan gawang Unai Simon harus menerima tembakan lebih banyak dibandingkan kiper Kroasia Livakovic, yakni 16 berbanding 11.

Pelatih Luis De La Fuente melakukan pendekatan berbeda atas Spanyol yang selama ini kita kenal. Permainan mereka lebih direct ke depan, meski tetap mengandalkan umpan menyusur tanah. Bedanya, sisi sayap yang diisi Lamine Yamal dan Nico Williams lebih leluasa melakukan akselerasi dan crossing, tidak melulu lakukan set-play.

Pemain Italia Davide Frattesi, menyebut gaya permainan Spanyol ini berubah menjadi lebih modern. Dalam konferensi pers jelang laga, gelandang Inter Milan tersebut juga mengakui kelebihan skill individual calon lawannya. 

"Ketika Anda memenangkan pertandingan 3-0, Anda mungkin tidak terlalu peduli dengan penguasaan bola. Spanyol sekarang memiliki gaya yang lebih modern setelah kepergian tiga legenda dari lini tengah mereka (Busquets, Xavi dan Iniesta). Saya tidak yakin apakah ini akan memberikan keuntungan bagi mereka," tegas Frattesi dikutip dari bola.net.

Jadi jangan kaget di laga besok, apabila Italia lebih dominan dalam penguasaan bola. Tetapi ingat, efektivitas dalam mencetak gol adalah kunci dari sebuah kemenangan. Jika kedua negara bermain imbang, maka mereka bisa ditekan oleh Kroasia yang kemungkinan bisa taklukkan Albania pada partai lainnya.

Perkiraan Formasi dan Head to Head Spanyol vs Italia

Bagi kedua negara, tidak ada waktunya untuk coba-coba pada laga ini. Formasi dan skuad terbaik akan dipertahankan. Penyesuaian akan dilakukan kepada para pemain pengganti yang bisa merubah jalannya laga di babak kedua.

La Furia Roja besutan De La Fuente bisa kembali memainkan skema 4-3-3 seperti saat melawan Kroasia. Unai Simon berada di bawah mistar, dilindungi oleh kuartet Dani Carvajal, Robin Le Normand, Nacho serta Marc Cucurella.

Rodri menjadi pusat jaring permainan, dibantu oleh agresivitas Pedri serta intelegensia Fabian Ruiz di lini tengah. Lamine Yamal menyisir sisi kanan, sementara Nico Williams bergerak di sisi kiri untuk mendukung kapten Alvaro Morata mendobrak jala Azzurri.

Sebagai pemain pengganti, peran dari Dani Olmo dan Ferran Torres diharapkan mampu memberikan perubahan kala tim utama alami kebuntuan. Cukup disayangkan bagi Spanyol, di generasi ini mereka kurang memiliki kedalaman skuad yang mumpuni. Joselu, Ayose Perez serta Mikel Merino kerap bisa tampil apik di level klub saja.

Di sisi lain, Italia memperoleh blessing in disguise selepas cedera yang dialami Francesco Acerbi. Hikmah tersebut adalah kepercayaan penuh kepada duat palang pintu muda Alessandro Bastoni dan Riccardo Calafiori untuk membentuk duet darah muda di lini pertahanan.

Dalam formasi 4-3-2-1 ala Spalletti, duet bek Inter Milan dan Bologna ini akan melindungi gawang Gianluigi Donnarumma bersama Giovanni Di Lorenzo serta Federico Dimarco. Jorginho menjadi pusat permainan dengan kemampuan bagi bolanya, dilindungi oleh dua gelandang pekerja Davide Frattesi dan Nicolo Barella.

Federico Chiesa seperti biasanya akan menggebrak sisi sayap lewat kecepatannya. Berkaca di EURO 2020 lalu, penyerang Juventus ini bisa menjadi game-changer dalam sebuah kesempatan kecil. Dibantu oleh Lorenzo Pellegrini sebagai playmaker, Chiesa akan menjadi pelayan bagi striker Atalanta, Gianluca Scamacca.

Para pemain pengganti yang sangat mungkin dimainkan ketika kondisi sedang alot adalah Bryan Cristante, Mattia Zaccagni, Mateo Retegui serta Raoul Bellanova. Akan sangat menyenangkan jika bisa menyaksikan adu mekanik antara Bellanova dan Cucurella di sisi kiri lapangan Spanyol.

Kedua negara tercatat mempunyai head to head total 15 laga. Spanyol lebih dominan dengan 6 kemenangan, 7 hasil seri serta hanya 2 kali menelan kekalahan dari Gli Azzurri. Laga terakhir keduanya tersaji di UEFA Nations League, bulan Juni 2023, saat gol Yeremy Pino dan Joselu hanya bisa dibalas oleh penalti Ciro Immobile pada kemenangan 2-1 untuk La Furia Roja.

Namun laga tersebut tidak bisa dijadikan tolok ukur, karena Italia masih dilatih oleh Roberto Mancini. Dengan hadirnya Spalletti , permainan Italia kini lebih dominan dan rancak dalam mengolah bola di lapangan.

Prediksi Jalannya Laga

Kendati akan mencoba langsung menguasai permainan, Italia tidak akan mudah mencuri bola dari Spanyol. Para pemain berpengalaman seperti Dani Carvajal, Nacho dan Rodri tidak akan membiarkan pemain Azzurri memasuki sepertiga lapangan mereka.

Marc Cucurella bisa terlibat pertarungan sengit dengan Chiesa di sisi kiri, sehingga Nico Williams harus rajin-rajin membantu pertahanan. 

Jika Jorginho dan Rodri akan bersaing mengatur tempo, Nicolo Barella serta Pedri akan adu kreativitas lewat daya jelajah mereka. 

Tipe pemain kedua tim ini cenderung mirip, terutama striker Morata dan Scamacca yang sebetulnya tidak terlalu tajam. Bisa dibayangkan laga alot akan tersaji hingga babak kedua, jika para pelatih mengerem kebebasan berekspresi bagi Lamine Yamal maupun Federico Chiesa.

Jikalau skor masih berimbang hingga akhir, peran Joselu yang matang sebagai super-sub Real Madrid bisa saja akan memecah kebuntuan. 

Tekanan akan berada pada Italia jika skor berakhir imbang, karena di laga terakhir fase grup mereka akan menghadapi peringkat ketiga Piala Dunia 2022, Kroasia. Memang di grup B yag sering disebut grup neraka ini sangat memungkinkan mengirim tiga wakil ke fase knockout, tetapi jika tidak menjadi juara grup, peluang bersua negara kuat akan membesar.

Prediksi saya, Italia akan cenderung mempunyai amunisi cadangan lebih baik meski skor masih sangat terbuka untuk hasil imbang, bahkan tanpa adanya gol.

Salam olahraga 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun