Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Indonesia, Contender di Antara Raja-Raja Muda Asia!

28 April 2024   01:15 Diperbarui: 28 April 2024   08:05 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia U-23 saat akan menghadapi Yordania di perempat final Piala Asia U-23. (AFP/Karim Jaafar via Tribunnews.com) 

Inilah yang menjadi PR besar Go Oiwa jika ingin kalahkan Irak di semifinal.

Mereka harus butuh 2x15 menit tambahan untuk taklukkan Qatar 4-2 yang bermain dengan 10 orang. Penampilan tim secara keseluruhan masih belum stabil. Di laga pertama melawan Tiongkok, meski menang 1-0 mereka didominasi lawan sebanyak 62%. Angka tersebut mulai meningkat kala menang 2-0 atas UEA dan kalah tipis 0-1 dari Korsel. 

Mampukah negara berperingkat #18 FIFA menjadi juara? Mungkin butuh sedikit-banyak keberuntungan.

Mentalitas Pejuang Singa Mesopotamia, Irak 

Sebagai negara yang pernah merasakan konflik militer, militansi merupakan poin paling menonjol dari tim asuhan Radhi Shenaishil. Membandingkan permainan mereka, saya selalu teringat kepada Kroasia. Pemainnya itu-itu saja, tetapi kualitas di atas lapangan bisa terjaga sampai wasit meniup peluit akhir pertandingan.

Di Piala Asia 2023 lalu, Singa Mesopotamia yang saat ini memiliki peringkat #63 FIFA, hanya kurang beruntung saat kalah 2-3 atas Yordania. Kartu merah Aymen Hussein menjadi titik balik negatifnya.

Di turnamen kali ini, Timnas Irak U-23 mempunyai perjalanan hampir sama dengan Indonesia. Mereka kalah 0-2 dari Thailand di partai perdana dan terancam tidak lolos karena harus hadapi dua lawan berat setelahnya.

Namun semangat Irak tidak padam. Tajikistan mereka gulung 4-2, serta di partai akhir grup diliar dugaan mereka bisa kalahkan Arab Saudi 2-1 dan menjadi pemuncak Grup C. 

Di perempatfinal Irak bertemu dengan Vietnam, dan menang pragmatis 1-0. Gol tunggal mereka dilesakkan Ali Jasim via tendangan penalti. Gol tersebut merupakan gol ketiga Ali Jasim di turnamen ini, dimana semuanya berasal dari titik 12 pas!

Jadi jelas sudah bahwa salah satu strategi Irak dalam bermain adalah menyerang ruang di kotak penalti, dengan risiko bagi lawan melakukan pelanggaran. Untuk itulah Ali Jasim patut diwaspadai oleh tim manapun. 

Memainkan formasi 4-4-2, Radhi Shenaishil menempatkan Ali Jasim sebagai poacher di samping target-man yang kerap dimainkan oleh Amin Al-Hamawi. Kecepatan pemain sayap dimanfaatkan untuk umpan tarik kepada kedua striker di kotak penalti. Eksplosifnya mereka bisa hasilkan banyak peluang karena tidak sungkan menembak dari jarak jauh.

Kelemahan cukup terlihat di lini pertahanan Irak. Berbeda dengan Timnas senior mereka yang andalkan tiga bek, empat bek sejajar Irak U-23 rawan dieksploitasi oleh crossing menyilang. Thailand sudah membuktikannya di laga perdana, dengan dua gol dicetak via umpan lambung. Kesimpulannya, disiplin adalah kelemahan Singa Mesopotamia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun