Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Indonesia, Contender di Antara Raja-Raja Muda Asia!

28 April 2024   01:15 Diperbarui: 28 April 2024   08:05 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia U-23 saat akan menghadapi Yordania di perempat final Piala Asia U-23. (AFP/Karim Jaafar via Tribunnews.com) 

Mereka adalah host sekaligus juata Piala Asia U-20 2023. Saat itu Hokky Caraka dkk yang juga ditangani Coach STY mampu tahan imbang Uzbekistan tanpa gol di fase grup. 

Kemudian Uzbekistan juga lolos perempatfinal Piala Dunia U-17 yang diselenggarakan di Indonesia tahun lalu. Mereka hanya kalah dari Prancis, yang akhirnya menjadi finalis turnamen ini.

Pengelolaan Timnas yang berjenjang ini agak mirip dengan yang dilakukan Indonesia di era Coach STY. Pemain yang punya umur lebih rendah dari kategori usia, bisa dinaikkan kelasnya jika tunjukkan bakat spesial. Jadi, Timnas U-23 Uzbekistan juga banyak dihuni langganan Timnas Senior!

Nama Abbosbek Fayzullaev adalah yang paling berbahaya. Pemain ini memang baru bergabung ke tim saat fase gugur melawan Arab Saudi. Tetapi pelatih Timur Kapadze langsung memasukkannya sebagai pemain inti, dan main 90' menit. Alasannya, karena ia baru dibebaskan klubnya CSKA Moskow untuk ikuti Piala Asia U-23 sejak fase gugur.

Abbosbek Fayzullaev adalah pemain inti di klub Rusia tersebut! Berusia 20 tahun, gelandang 20 tahun sudah lesakkan 3 gol dan 8 assist di Liga Premier Rusia. Sering ditempatkan di sisi kiri, tugas Rio Fahmi atau Fajar Fathurrahman lebih berat kali ini.

Jepang Semakin Bervariasi, Efek Blue Lock?

Seusai menonton series anime Blue Lock di Netflix, saya jadi deja-vu dengan skuad Jepang U-23 kali ini. Di series Blue Lock, digambarkan JFA (PSSI-nya Jepang) hendak menciptakan penyerang terbaik untuk menjadi pemain terbaik dunia. Dalam prosesnya, mereka sangat terbuka kepada asimilasi dunia luar. Mereka tidak mau menjadi katak dalam tempurung lagi.

Nah, sewaktu melihat langsung pertama kali Samurai Biru Muda bermain, langsung terasa efek asimilasinya. Ada beberapa pemain yang menonjol penampilan dan kemampuannya.

Kiper Leo Kokubo, pemain Benfica, punya darah Jepang-Nigeria. Kokubo diproyeksikan akan menjadi kiper masa depan Jepang untuk bersaing dengan Zion Suzuki. Sejauh ini ia berperan penting menjaga pertahanan lewat kontribusi dua cleansheet dari empat pertandingan. Total gawang Jepang hanya bobol tiga kali.

Lalu ada kapten sekaligus otak permainan Jepang, Joel Chima Fujita, yang punya campuran darah Nigeria pula. Pemain 22 tahun ini cukup spesial, mengingatkan seperti permainan Alexis Mac Allister di Liverpool dan Argentina.

Posisi aslinya sebagai gelandang tengah, namun bisa berperan sekaligus sebagai playmaker. Umpannya sangat akurat, visi dan pemahaman permainannya juga luar biasa. Dialah inti permainan tim asuhan Go Oiwa.

Jepang pada dasarnya memainkan formasi 4-2-3-1 dengan serangan sayap menjadi andalannya. Persis timnas senior mereka. Kelemahan mereka sama seperti anime Blue Lock tadi, yakni tidak punya striker yang tajam. Sejauh ini topskorer mereka adalah Seiji Kimura (2 gol) yang berposisi sebagai bek tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun