Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Marselino Ferdinan Jadi Bukti Bertautnya Harapan, Proses, dan Momentum

23 April 2024   21:20 Diperbarui: 24 April 2024   17:00 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pecinta sepak bola Indonesia tentu sudah menginsafi siapa itu Marselino Ferdinan. Gelandang berusia 19 tahun tersebut menjadi Man of The Match pada laga Minggu (21/4/2024) lalu, di mana Timnas Indonesia U-23 sukses kalahkan Yordania dengan skor 4-1. Dua gol Marsel, sapaan akrabnya, membantu Indonesia lolos ke perempat final Piala Asia U-23.

Brace Marselino menit ke-23' (penalti) dan 70', gol indah Witan Sulaeman menit 40' serta sundulan kepala Komang Teguh menit 86' hanya bisa dibalas sebiji oleh Yordania, via gol bunuh diri Justin Hubner menit 79'. 

Kini punggawa Garuda Muda tengah melemaskan otot-ototnya, serta mempersiapkan fisik, taktik dan mental untuk menghadapi Korea Selatan di babak selanjutnya. Perempatfinal antara Indonesia versus Korea Selatan akan berlangsung Jumat, 26/4/2024 dini hari WIB.

Berkaca dari pertandingan melawan Yordania, lini depan Garuda Muda bermaterikan trio Marselino, Witan, dan Rafael Struick mengalami kemajuan pesat dibanding dua laga sebelumnya. Umpan kombinasi mereka kian presisi sehingga bisa membongkar pertahanan Yordania yang cukup solid ketika melawan Australia dan Qatar.

Rafael Struick dengan kengototannya mampu mempertahankan bola lewat screening kuat. Witan, Sang Baby Shark, punya kaki kiri ajaib untuk kirim bola ke sudut yang ia inginkan. 

Dan terutama Marselino Ferdinan, gelandang menyerang beratribut lengkap. Cerdas dalam bertahan, serta bisa mengkreasi serta menyelesikan peluang.

Bermain di KMSK Deinze, Marselino diharapkan terus mempertajam karier Eropa-nya di usia yang masih tergolong muda. Performa gemilang di Piala Asia (senior) 2023 lewat sebuah gol melawan Irak, sukses dilanjutkan melalui dua gol pada Piala Asia U23 sejauh ini. Semoga, para talent scout klub-klub besar Eropa telah melirik bakatnya. 

Pada artikel ini saya akan mencoba membedah bagaimana Marselino Ferdinan, bisa dijadikan role-model pemain yang berkembang dari belantika sepak bola lokal Indonesia. Pertautan kepercayaan diri, dukungan orang terdekat, proses, serta momentum tepat menjadikannya melesat menjadi salah satu pemain terbaik Merah Putih.

Kepercayaan Diri dalam Setiap Harapan

Marselino memulai karier sepak bolanya dengan mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) di Surabaya pada saat menginjak kelas 2 SD. Dalam podcast Tiento Indonesia, diceritakan Marselino hadir di SSB tersebut ketika menemani kakaknya berlatih. Bagi yang belum mengetahui, Marsel adalah adik dari Oktafianus Fernando.

Marselino Ferdinan mengemban ban kapten timnas U19 2022 dalam ajang Piala AFF U19 2022. (Sumber: Dok. PSSI) via kompas.com)
Marselino Ferdinan mengemban ban kapten timnas U19 2022 dalam ajang Piala AFF U19 2022. (Sumber: Dok. PSSI) via kompas.com)

Oktafianus Fernando sudah malang melintang di kompetisi liga Indonesia, dan kini kembali lagi berlabuh di Persebaya Surabaya setelah merantau ke PSIS Semarang dan Persipal BU.

Kakak beradik berbeda usia 10 tahun ini menjadi cerminan bagaimana keluarga mereka fight untuk mendorong anak-anaknya berkarier di sepak bola. Meski jalan yang ditempuh berbeda, Marselino merasa bersyukur bisa mendapatkan masukan dan dukungan penuh dari kakaknya yang berposisi sebagai penyerang sayap tersebut.

Dalam podcast rilisan dua tahun lalu itu juga disebutkan Marselino, bahwa kepercayaan diri adalah kekuatan utamanya. Meski kerap berada di level kompetisi bersama pemain yang usianya jauh di atas, ia tidak merasa minder untuk bersaing menunjukkan potensinya. 

Memulai karier di Persebaya Surabaya, ia baru menginjak usia 17 tahun ketika sudah menjadi pemain utama. Bersama Rizky Ridho dan Ernando Ari, Marsel merupakan salah satu produk terbaik binaan Persebaya setelah era Andik Vermansyah serta Evan Dimas Darmono.

Harapan dan mimpi besarnya bersama keluarga di sepak bola, tentu akan disambutnya dengan kepercayaan diri di lapangan.

Untuk para pemain muda beserta orangtuanya yang sedang meniti karier di sepak bola, perjalanan Marselino Ferdinan dapat dijadikan sebagai role-model, bahwa bisa loh berjuang dari kompetisi lokal menuju level Internasional. Jadi tidak perlu meragukan kualitas SSB lokal Indonesia. 

Runtutan Kompetisi Usia Dini Matangkan Merselino

Di tengah ingar-bingar kelolosan Garuda Muda ke babak perempatfinal Piala Asia U-23 2024, Sekjen PSSI, Ratu Tisha menuliskan demikian di media sosialnya. 

"Mulai dari Soeratin/Amateur Youth, Elite Pro Academy, Garuda Select, Klub, Timnas U16/U19/U21 hingga sekarang, up & down, kalian berproses luar biasa. Bukan hal yang mudah, bukan pula waktu yang singkat, lebih dari 6 tahun. Selamat, jalan masih sangat panjang, tetap fokus. Proud of you all."

Pernyataan itu merujuk bahwa banyak pemain yang menghuni skuad Garuda Muda telah melalui lika-liku proses pembinaan sejak usia dini serta cukup kompetitif di Indonesia.

Marselino Ferdinan mengalami pula semua tahapan tersebut. Ia mengikuti ajang Suratin Cup, EPA, seleksi klub Persebaya, hingga dilirik oleh timnas kategori umur sebelum langsung"dicemplungkan" Coach Shin Tae-yong (STY) ke level senior.

Bagi bonek atau bonita (julukan fans Persebaya) tentu sudah mengikuti proses yang juga berlangsung untuk Rizky Ridho dan Ernando Ari tersebut. Persija Jakarta, Persib Bandung dan Persebaya merupakan beberapa klub di mana menjadi kiblat dalam melakukan pembibitan sejak usia dini.

Kompetisi internal di tingkat SSB juga kerap dilakukan, sebelum menyeleksi bibit-bibit unggul menuju Suratin Cup dan EPA. Semoga pergerakan di grassroot ini semakin masif lagi dilakukan, untuk mencetak Marselino Ferdinan lainnya di masa depan. 

Momentum

Satu kata ini, momentum, bisa mengandung derivasi dua makna. Keberuntungan dan kesempatan. Marselino Ferdinan adalah pemain tepat yang bisa mengambil momentum kebangkitan sepak bola Indonesia dengan sangat lugas.

Selain Cristiano Ronaldo di tingkat dunia, pemain lokal idola Marselino adalah Evan Dimas Darmono. Dikatakannya, Evan Dimas mempunyai teknik yang bagus serta bisa mengatur permainan tim secara baik. Marsel tidak salah, memang Evan Dimas sehebat itu pada masa prime-nya. Tetapi Evan hanya kurang mendapatkan momentum.

Evan Dimas berada dalam satu generasi dengan Hansamu Yama dkk, yang sukses menjadi juara U-19 AFF tahun 2013. Beberapa saat kemudian tim asuhan Indra Sjafri tersebut bahkan bisa kalahkan Korea Selatan untuk lolos ke Piala Asia U-19.

Jikalau saja kala itu pejabat PSSI lebih "fokus" seperti era Erick Thohir saat ini, serta ada Coach STY menangani Timnas Senior dengan berkolaborasi bersama Coach Indra, pasti banyak pemain akan mencapai level Asia. Momentum tidak mereka dapatkan, malang pula banyak diantaranya yang layu sebelum berkembang.

Kini di era PSSI yang mendorong persaingan level lokal dengan pemain abroad, tentu menjadi kesempatan transfer knowledge serta membuka jalan menuju karier Internasional. Egy Maulana dan Witan memang sempat step-back sejenak usai berkarier di Eropa Timur, namun mereka tentu juga punya mimpi untuk mendapat momentumnya lagi.

Merupakan tantangan dan tanggung jawab PSSI untuk terus membuka pintu momentum ini. Beredar kabar di dunia maya, Ketum PSSI Erick Thohir bersepakat memperpanjang kontrak Coach STY untuk menangani Timnas. Proses menuju sepak bola Indonesia yang lebih baik niscaya akan berlanjut lagi.

Kita tahu juga bahwa Piala Dunia U-17 sudah diputuskan FIFA akan digelar tiap tahun. Jadi, tinggal para pemain muda yang jemput bola dengan berlatih dan berkembang secara persisten.

Maju terus sepak bola Indonesia. Percaya pasti bisa kalahkan Korea Selatan, untuk menuju Olimpiade 2024 Paris!

Salam Olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun