Didier Drogba sudah terkenal menjadi Raja Wembley di sejumlah final piala kontinental Inggris. Tetapi, aksi heroiknya di Final UCL 2012 tentu tidak akan dilupakan semua fans Chelsea. Sundulan kerasnya menyambut sepak pojok Juan Mata berhasil memaksa "tuan rumah" Bayern Munchen harus menjalani adu penalti.
Sebagai penendang akhir Chelsea, Drogba juga sukses taklukkan Manuel Neuer untuk mengantar gelar UCL perdana bagi The Blues Chelsea.
Berkaca dari tiga nama tersebut, mereka mendapatkan "aura-final" itu di umur yang sudah matang. Jadi masih ada waktu bagi Erling Haaland untuk mengembangkan dirinya, dan melengkapi talentanya dengan peran besar dan determinasi di laga-laga penting.
Step-up Haaland Menjadi Salah Satu Pemimpin Tim
Melihat Haaland yang susah" memutar badan" saat dijaga Gabriel Magalhaes, kemudian malah terlihat berangkulan dengannya di akhir laga, menunjukkan ada sesuatu yang kurang dari sisi level kompetitifnya.
Secara strategi, kini pelatih-pelatih lawan akan condong melakukan treatment yang Arsenal lakukan pada Haaland. Menjaganya secara man-marking menggunakan bek bertubuh besar. Jika Haaland menerima bola, sikat! Non-sense defending!Â
Untuk keluar dari pressure tersebut, kuncinya ada pada Haaland sendiri, dari segi non-teknis.
Runner-up Ballon d'Or 2023 ini harus mampu menempatkan diri setara dengan Bernardo Silva, Kevin De Bruyne ataupun Ilkay Gundogan di musim lalu dalam hal kepemimpinan di tim Manchester City. Haaland kudu menunjukkan "kemarahan" saat timnya tengah meraih hasil buruk.
Ia tidak boleh hanya bersandar di balik kejeniusan Pep Guardiola ataupun gaya permainan atraktif Citizen. Ia dituntut step-up menjadi salah satu pemimpin di dalam tim. Ketika sudah memiliki ikatan emosional yang tinggi, rekan-rekannya tentu akan membantu untuk keluar dari situasi penjagaan ketat.
Mungkin kegagalan Norwegia untuk lolos ke EURO 2024 bisa menjadi titik introspeksinya. Mempunyai tim muda dengan rekan sekaliber Martin Odegaard dan Kristoffer Ajer (Brentford), seharusnya negara ini bisa menjadi salah satu dari 24 negara peserta. Tetapi kenyataannya mereka harus tersingkir di fase kualifikasi oleh Spanyol dan Skotlandia.
Pundit Britania dan mantan kapten Manchester United, Roy Keane, juga turut mengomentarinya setelah laga melawan Arsenal . Keane menyebut bahwa waktu yang akan membuktikan apakah Haaland bisa melengkapi atribut diluar kemampuan teknis, untuk benar-benar mengukuhkannya sebagai salah satu pesepakbola terbaik.