Bermain dengan tiki-taka vertikal, lawan kerap melakukan low-block untuk sekedar menghindari kekalahan dari De Bruyne dkk. Dengan adanya Haaland, Manchester City tidak perlu berputar-putar lagi dengan bola. Ada seorang striker yang bisa mencetak gol dengan posisi apapun di depan gawang!
Setali tiga uang, berarti Haaland juga butuh pasokan bola yang baik kepadanya di dalam kotak penalti. Ia bukan striker yang bisa melewati satu-dua pemain dengan aksi individunya seperti Luis Suarez, Cristiano Ronaldo atau bahkan Lionel Messi. Erling Haaland adalah team-play striker yang saling membutuhkan di dalam tim.
Contoh Penyerang Dunia yang Punya Mental Pemenang
Sedikit flashback ke dua dekade terakhir, sebenarnya jarang ditemui penyerang tengah berbadan besar yang menjadi sentral permainan tim. Mengesampingkan Cristiano Ronaldo yang memang aslinya bermain sebagai winger kiri, mungkin hanya tiga nama besar bisa jadi rujukan target-man dengan mental juara.
Karim Benzema, Filippo Inzaghi, dan Didier Drogba. Mereka adalah striker bertipe finisher (target-man) yang dijamin tidak akan hilang di laga-laga besar.Â
Seusai perginya Cristiano Ronaldo ke Juventus, serta meredupnya Gareth Bale, hanya Benzema-lah satu elemen BBC (julukan trio Benzema, Bale, dan Cristiano) yang masih bertahan di Real Madrid hingga musim 2022/2023, sebelum memutuskan hijrah ke Liga Arab. Selain menjadi andalan dalam mencetak gol, Big Benz punya tanggung jawab lebih sebagai kapten, pemimpin tim.
Inilah yang membuatnya selalu decisive di setiap momen yang dibutuhkan, terutama pada laga besar. Di UCL musim 21/22, meski Vinicius yang mencetak gol di laga Final melawan Liverpool, Benzema adalah orang di balik keberhasilan mereka meraih gelar ke-14 sepanjang sejarah klub.
Aksinya saat melakukan comeback melawan Chelsea dan ketika mengeksekusi penalti penting ke gawang Ederson di semifinal menunjukkan bahwa dengan memberi Benzema "peran penting", mental pemenangnya akan semakin terasah.
Contoh ganda berikutnya adalah Inzaghi dan Drogba. Teknik bermain dan pemahaman taktik mereka sebenarnya tidak sebaik Benzema, tapi mereka punya satu hal yang selalu meledak di partai-partai penting, DETERMINASI.
Inzaghi dan Drogba tidak akan berhenti meneror lawan sepanjang berada di lapangan. Mereka bisa saja bolak-balik offside, menerjang tubuh lawan, ataupun melakukan sebuah intrik untuk menciptakan satu momen penentu permainan. Semakin kuat lawan, mereka berdua akan semakin berbahaya!
Momen yang diingat dari Inzaghi adalah ketika ia mencetak dua gol ke gawang Liverpool pada final UCL 2007. Ia dengan "aneh" bisa membelokkan tendangan bebas Andrea Pirlo dengan badannya. Kemudian aksi lepas dari jebakan offside Jamie Carragher diakhiri dengan menggelindingkan bola ke gawang Jerzy Dudek.