Jumlah gol yang banyak di sebuah laga tentu bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri tim. Tapi yang harus selalu diingat oleh Arsenal, berapapun gol yang mereka hasilkan tidak akan diingat jika mereka tidak menjadi juara!
Setelah membahas dua poros besar Premier League dalam enam tahun terakhir, yakni Manchester City dan Liverpool dalam artikel "Quadruple Liverpool dan Treble Manchester City, Lebih Mungkin Mana?" sekaranglah saatnya membahas tim yang menjadi kuda hitam dalam perburuan titel juara Premier League musim ini, Arsenal.
Tim Meriam London seakan telah menemukan ramuan terbaiknya pada tahun kalender 2024, sebab mereka sukses meraup tujuh kemenangan beruntun di ajang liga.Â
Setelah sempat tercecer di urutan keempat di akhir tahun, dengan tujuh winning-streak tersebut The Gunners kini bisa menempel kembali Liverpool dan Manchester City dengan selisih masing-masing 2 poin dan 1 poin untuk duduki peringkat ketiga klasemen sementara.
Paska kemenangan telak 6-0 di kandang Sheffield United, Selasa (5/3/2024) dini hari, pasukan Mikel Arteta mencatatkan rekor sebagai tim pertama di era Premier League yang berhasil cetak tiga kemenangan tandang beruntun dengan margin lima gol ke atas.Â
Hasil sebelumnya yang telah mereka bukukan sebelum laga di Bramall Lane itu, ialah menang 6-0 di kandang West Ham dan mencukur Burnley 5-0 di Turf Moor.Â
Sebuah catatan yang luar biasa bagi Martin Odegaard dkk karena hingga pekan ke-27 ini mereka menjadi tim yang paling sering mencetak gol (68 gol) serta tim dengan kebobolan paling minim (23 gol). Terlihat jelas bahwa Mikel Arteta sedang "memasak sesuatu" bersama tim asuhannya.
Para Pemain Lebih Matang Usai Musim Lalu
Musim lalu adalah pembelajaran bagi skuad muda Arsenal. Berisikan talenta-talenta hijau seperti William Saliba, Martin Odegaard, Gabriel Martinelli dan Bukayo Saka, The Gunners yang sempat memimpin liga hingga sepertiga akhir musim harus rela disalip Manchester City yang punya segudang pengalaman untuk menjadi juara.
Arsenal harus rela menjadi runner-up Premier League 2022/2023 dengan selisih lima angka di bawah The Citizen. Bonus bagi mereka ialah partisipasi kembali di ajang Champions League musim ini, setelah terakhir kali mereka rasakan di musim 2016/2017.
Menambah kedalaman skuadnya, Mikel Arteta melakukan pembelian beresiko untuk Kai Havertz serta melakukan "deal of the season" untuk Declan Rice di awal musim.
Kai Havertz musim lalu mengalami penurunan performa bersama Chelsea, yang berujung pada tidak jelasnya posisi bermain pemain kidal ini di atas lapangan.
Awal musim, problematik tersebut masih berlanjut pada pemuda 24 tahun ini. Sempat diutak-atik posisinya oleh Arteta, kini Havertz memiliki tugas paten sebagai Raumdeuter meski dimainkan sebagai gelandang ataupun penyerang tengah.
Raumdeuter merujuk pada posisi main yang dipopulerkan oleh Thomas Muller ketika berseragam Bayern Munchen dan Timnas Jerman. Tugas dari pemain bertipe ini adalah menjelajah ruang antara lini belakang dan lini tengah lawan dengan pergerakan tanpa bola yang mumpuni, lalu mengeksekusi hasil inspeksi tersebut menjadi decisive-action berupa assist ataupun gol.
Semakin fasihnya Havertz dalam memerankan Raumdeuter, tercermin dari gelontoran gol Arsenal di tiga laga Premier League terakhir. Dimana ia berhasil mencetak tiga gol dan dua assist bagi timnya.
Kemudian tentang mantan kapten West Ham United, Declan Rice, ia adalah pembelian fenomenal bagi Arsenal musim ini. Sempat menunggu pinangan klub masa kecilnya, Chelsea, Rice akhirnya menambatkan hati ke London Utara setelah Chelsea memutuskan mengontrak Moises Caicedo dari Brighton.
Harga keduanya tidak jauh berbeda di kisaran 100 juta pounds, namun dampak yang diberikan di lapangan bak bumi dan langit. Sementara Moises Caicedo masih berjuang mengintegralkan permainan dengan Enzo Fernandez di dalam racikan Pochettino, Declan Rice sudah jauh menyatu dengan darah permainan Arsenal.
Bintang Timnas Inggris ini bisa memerankan posisi gelandang bertahan dan box to box sama ciamiknya. Kemampuan menyerangnya juga makin membumbung dengan catatan sementara 5 gol dan 7 assist. Namanya juga selalu ada di setiap pertandingan Arsenal di Premier League dan Champions League sejauh ini.
Kematangan strategi juga kian meningkat dari Mikel Arteta, karena set-piece atau pemanfaatan bola mati mereka di musim ini menjadi salah satu yang terbaik di dunia!
Apresiasi bagi peran pelatih spesialis set-piece Nicolas Jover yang ikut diboyong Arteta dari Manchester City, dimana ia membidani banyak manuver pergerakan dalam sepak pojok atau tendangan bebas Arsenal.
Saatnya Tentukan Prioritas
Meskipun performa mereka sedang di atas angin, hingga membuat para fansnya berkata "Enjoy the Moment", skuad Arsenal secara realistis tidak akan mampu bermain fokus di banyak ajang. Ada gap yang signifikan antara para pemain inti dengan pemain cadangan.
Jurang ini bukan hanya semata tentang kemampuan bermain, namun juga pengalaman dalam berkompetisi di ranah yang lebih sulit. Nama-nama seperti Eddie Nketiah, Emile Smith-Rowe dan Jakub Kiwior tentu sama hijaunya dengan Bukayo Saka dan Martinelli untuk ajang UCL, apalagi mereka statusnya hanyalah pemain cadangan.
Butuh waktu yang lebih untuk membuat mereka menjadi Curtis Jones dan Harvey Eliott-nya Liverpool yang tinggal mengintegralkan diri ke dalam skuad yang sudah punya winning mentality. Mungkin buahnya akan dipetik oleh Arsenal dua hingga tiga tahun lagi, jadi butuh banyak kesabaran dri para fansnya.
Mikel Arteta tentu akan menimbang mana prioritas utamanya di dalam musim ini. Tersingkirnya mereka dari ajang FA Cup bisa saja menjadi blessing in disguise. Di saat Liverpool dan City masih berfokus di ajang tersebut, skuad Arsenal mempunyai waktu tambahan untuk melemaskan otot-otot kakinya.
Saat ini hanya ada satu tantangan tersisa bagi Arsenal selain Premier League, yakni ajang Champions League. Arsenal mempunyai defisit agregat 0-1 setelah kekalahan di kandang FC Porto (22/2/2024). Gol Galeno di menit akhir menjadi sesal bagi Arteta di akhir laga. (BACA : Gol Telat Galeno Sukses Antar Porto Jinakkan Arsenal)
Martin Odegaard cs mempunyai kesempatan membalik kekalahan tersebut di leg kedua babak 16 besar UCL yang digelar Rabu depan (13/3/2024) di Emirates Stadium. Penting mempunyai mindset nothing to lose di laga tersebut, karena apapun hasilnya jangan sampai membuat mental tim menurun di sisa musim.
FC Porto dengan segudang pengalaman di UCL, terutama sosok bek Pepe yang jadi pemimpinnya, tentu tahu bagaimana caranya membuat pemain-pemain muda Arsenal demam panggung di laga hidup-mati seperti itu.
Disinilah sosok seperti Jorginho dan Kai Havertz  yang sudah punya pengalaman angkat trofi "Kuping Besar" harus menularkan mental juaranya ke dalam tim.
Hanyalah Juara yang akan Selalu Diingat
Dengan rerata gol 2.51 per pertandingan yang dimiliki Arsenal musim ini, akan memungkinkan mereka bisa menembus 100 gol di akhir musim. Rekor terbaik Premier League sejauh ini dimiliki Manchester City yang menutup musim 2016/207 sebagai juara dengan torehan 106 gol.
Jumlah gol yang banyak di sebuah laga tentu bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri tim. Tapi yang harus selalu diingat oleh Arsenal, berapapun gol yang mereka hasilkan tidak akan diingat jika mereka tidak menjadi juara!
Disini diperlukan keseimbangan dan kesinambungan permainan dalam sisa musim, terutama di Premier League. Jadwal di bulan Maret ini sedikit memihak kepada mereka dibandingkan Liverpool dan City, dimana keduanya akan "saling bunuh" akhir pekan nanti di Anfield (10/3/2024).
Kemenangan menjadi harga mati bagi Arsenal ketika menjamu Brentford satu hari sebelumnya. Karena jika menang atas The Bees, maka Arsenal bisa menjadi pemuncak sementara sebelum laga Liverpool melawan Manchester City. Tentu ada harapan para fans The Gunners laga tersebut berakhir dengan imbang.
Setelah bersua Brentford dan menghadapi laga krusial melawan FC Porto, Arsenal mempunyai waktu rehat lebih lama dibanding The Reds dan Citizen yang masih harus berlaga di perempatfinal FA Cup sebelum jeda International Match.
Barulah di akhir bulan nanti Arsenal akan menghadapi tantangan terberatnya dengan berrtandang ke markas Manchester City pada 31 Maret 2024. Mikel Arteta butuh persiapan yang sangat matang untuk meladeni skuad Pep Guardiola yang sedang mengejar treble lagi di musim ini.Â
Jadwal berat lainnya yang menanti Arsenal di sisa musim adalah laga away melawan Tottenham Hotspurs (27/4/2024) dan Manchester United (11/5/2024).
Sisanya adalah melawan Chelsea, Luton Town, Brighton, Aston Villa, Wolves, Bournemouth dan Everton yang secara prosentase akan dapat mereka menangkan.
Pada akhirnya patut ditunggu apakah dentuman Meriam London dapat terus berderu untuk hasilkan banyak gol lagi, sembari para fans ber-angan Martin Odegaard mengangkat trofi Premier League di akhir musim? Atau mereka akan jatuh ke lubang yang sama, yakni tanpa gelar seperti musim lalu? Selamat menikmati perjalanan Arsenal.
Salam Olahraga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI