Meskipun performa mereka sedang di atas angin, hingga membuat para fansnya berkata "Enjoy the Moment", skuad Arsenal secara realistis tidak akan mampu bermain fokus di banyak ajang. Ada gap yang signifikan antara para pemain inti dengan pemain cadangan.
Jurang ini bukan hanya semata tentang kemampuan bermain, namun juga pengalaman dalam berkompetisi di ranah yang lebih sulit. Nama-nama seperti Eddie Nketiah, Emile Smith-Rowe dan Jakub Kiwior tentu sama hijaunya dengan Bukayo Saka dan Martinelli untuk ajang UCL, apalagi mereka statusnya hanyalah pemain cadangan.
Butuh waktu yang lebih untuk membuat mereka menjadi Curtis Jones dan Harvey Eliott-nya Liverpool yang tinggal mengintegralkan diri ke dalam skuad yang sudah punya winning mentality. Mungkin buahnya akan dipetik oleh Arsenal dua hingga tiga tahun lagi, jadi butuh banyak kesabaran dri para fansnya.
Mikel Arteta tentu akan menimbang mana prioritas utamanya di dalam musim ini. Tersingkirnya mereka dari ajang FA Cup bisa saja menjadi blessing in disguise. Di saat Liverpool dan City masih berfokus di ajang tersebut, skuad Arsenal mempunyai waktu tambahan untuk melemaskan otot-otot kakinya.
Saat ini hanya ada satu tantangan tersisa bagi Arsenal selain Premier League, yakni ajang Champions League. Arsenal mempunyai defisit agregat 0-1 setelah kekalahan di kandang FC Porto (22/2/2024). Gol Galeno di menit akhir menjadi sesal bagi Arteta di akhir laga. (BACA : Gol Telat Galeno Sukses Antar Porto Jinakkan Arsenal)
Martin Odegaard cs mempunyai kesempatan membalik kekalahan tersebut di leg kedua babak 16 besar UCL yang digelar Rabu depan (13/3/2024) di Emirates Stadium. Penting mempunyai mindset nothing to lose di laga tersebut, karena apapun hasilnya jangan sampai membuat mental tim menurun di sisa musim.
FC Porto dengan segudang pengalaman di UCL, terutama sosok bek Pepe yang jadi pemimpinnya, tentu tahu bagaimana caranya membuat pemain-pemain muda Arsenal demam panggung di laga hidup-mati seperti itu.
Disinilah sosok seperti Jorginho dan Kai Havertz  yang sudah punya pengalaman angkat trofi "Kuping Besar" harus menularkan mental juaranya ke dalam tim.
Hanyalah Juara yang akan Selalu Diingat
Dengan rerata gol 2.51 per pertandingan yang dimiliki Arsenal musim ini, akan memungkinkan mereka bisa menembus 100 gol di akhir musim. Rekor terbaik Premier League sejauh ini dimiliki Manchester City yang menutup musim 2016/207 sebagai juara dengan torehan 106 gol.
Jumlah gol yang banyak di sebuah laga tentu bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri tim. Tapi yang harus selalu diingat oleh Arsenal, berapapun gol yang mereka hasilkan tidak akan diingat jika mereka tidak menjadi juara!