Dalam cuitan di atas, terdapat cerita-cerita seperti seorang karyawan yang hamil tua mengalami pendarahan karena terpaksa bekerja hingga jam 3 pagi, pemaksaan hukuman terhadap karyawan yang diminta untuk menampar dirinya sendiri sebanyak 100 kali.
Lalu ada pemaksaan bekerja pada hari libur tanpa adanya upah tambahan, pemaksaan terhadap mantan karyawan yang telah dikeluarkan untuk datang di tengah malam, ketidaan pembayaran lembur, pemerasan, penjambakan terhadap karyawan, hingga penggunaan uang karyawan semena-mena untuk kepentingan pribadi. Bahkan Cherry Lai menyatakan sendiri bahwa karyawan yang bekerja dengannya akan menjadi miliknya, yang mana itu ditanggapi karyawannya sebagai perbudakan.
Ketika mengetahui kasus tersebut, saya  terngiang pengalaman kerja saya dahulu yang juga pernah menjadi karyawan bagi suatu perusahaan milik orang dari Cina daratan yang mana saya mendapat beberapa perlakukan keras, meski tidak sampai seekstrim perlakuan dari Cherry Lai.Â
Meskipun begitu, pengalaman kerja saya tersebut sudah cukup membawa saya untuk pemulihan pada psikiater selama setahun lebih.Â
Apa yang saya temui dari kedua kasus baik saya maupun Cherry Lai ini membawa saya pada sebuah gambaran akan betapa dalam beberapa studi kasus di industri.
Terdapat karakteristik para pemilik modal usaha yang bisa sangat semena-mena pada karyawan hanya karena alasan mereka sudah membayar karyawan tersebut dalam gaji bulanan. Ada masalah etika serius mengenai perlakuan terhadap karyawan dan hak-haknya.
This is abhorrent and should be dealt with in a court, Cherry Lai of Brandoville Studios abuse of her employees:https://t.co/7qudhxMY1E
Brandoville, formerly part of Lemon Sky, had a big scandal back in 2021 about the horrible working conditions
(Abuse & self harm)— Bisher Dokkmak (@Bisher_d790) September 9, 2024
Warren Buffet memang pernah mengatakan "Jika kamu tidak menemukan cara bagaimana membuat uang bekerja untukmu saat kamu tidur, maka kamu akan selamanya bekerja untuk uang."Â