Adanya sistem otomatisasi, permesinan, dan ERP berperan penting dalam menjaga efisiensi operasional dalam industri konvensional. Selain itu, umumnya upaya pemasaran pada industri konvensional sering kali difokuskan pada fitur dan manfaat produk.Â
6. Akusisi Talent dan Sumber Daya Manusia
Menarik dan mempertahankan talenta terbaik merupakan tantangan penting dalam industri kreatif (O'Hara, 2018). Tenaga profesional kreatif sering kali sangat dibutuhkan, dan perusahaan harus menawarkan gaji, tunjangan, dan peluang yang kompetitif dalam rangka pertumbuhan profesional.Â
Dalam internal perusahaan berbasis kreatif, tim sendiri biasanya jumlahnya lebih kecil, fleksibel, dan berbasis proyek, dengan ketergantungan tinggi pada pekerja lepas (freelance) atau kolaborasi kemitraan sementara.Â
Tenaga kerja digerakkan oleh talent khusus seperti desainer, seniman, penulis, dan pengembang. Ini berbeda dengan industri konvensional di mana tenaga kerja ditata untuk lebih terstruktur, dengan peran yang jelas dan fokus pada pekerjaan jangka panjang.Â
Tenaga kerja yang terampil, manajemen, dan staf operasional berperan penting dalam menjaga efisiensi produksi sehingga umumnya perusahaan dapat memberikan jenjang karier yang lebih jelas seiring perkembangan perusahaan.
7. Fokus Siklus Produk yang Berbeda
Industri kreatif sering kali memiliki siklus produk yang lebih pendek dibandingkan dengan industri tradisional (Giz, 2024). Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tren dan teknologi baru dapat dengan cepat membuat produk menjadi usang.Â
Oleh karenanya, industri kreatif ini memerlukan fokus pada keuntungan jangka pendek sambil juga mempertimbangkan keberlanjutan jangka panjang. Ini diakibatkan prosesnya yang hampir sepenuhnya berbasis proyek dengan siklus waktu tertentu.Â
Hal tersebut amat berbeda dengan industri konvensional terutama manufaktur yang umumnya meminta agar produksi terus berjalan dalam sebuah sistem pabrik tanpa putus.