Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Merefleksikan Perbedaan Proses Bisnis Industri Kreatif dan Konvensional

11 September 2024   19:30 Diperbarui: 12 September 2024   09:20 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran studio animasi. Sumber: hitechanimationstudio.com

2. Adanya Ekosistem Kolaboratif dan Kerjasama Tim (Teamwork) sebagai Sarana Pengembangan Produk (Product Development)

Proses kreatif sering kali melibatkan upaya kolaboratif antara berbagai individu dan tim (Elsbach et al, 2015). Seniman, desainer, penulis, dan produser bekerja sama untuk menciptakan konten yang inovatif, orisinil, memberi solusi yang unik dan menarik. 

Sifat kolaboratif ini memerlukan komunikasi yang efektif, keterampilan negosiasi, dan teknik manajemen proyek untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran. 

Selain itu, industri kreatif sendiri dalam kolaborasinya sering kali menggunakan pendekatan pengembangan berulang, dengan penekanan pada eksplorasi dan eksperimen sehingga proyek-proyeknya sering kali melibatkan trial and error, dan jadwalnya dapat fleksibel untuk mengakomodasi proses kreatif. 

Ini berbeda dengan industri konvensional yang mengikuti model pengembangan produk yang lebih terstruktur, tersandar, dan linier sehingga proyek-proyeknya memiliki struktur dan garis waktu yang jelas untuk pengembangan dan pengiriman produk.

Gambaran bisnis kreatif. Sumber: international.binus.ac.id
Gambaran bisnis kreatif. Sumber: international.binus.ac.id


3. Risiko dan Ketidakpastian dalam Berinovasi yang Berbeda

Industri kreatif pada dasarnya penuh risiko dan tidak dapat diprediksi (Sobolewski & Woźniak, 2019). Selera konsumen, tren pasar, maupun pujian dari para kritikus industri sendiri merupakan hal-hal yang dapat berfluktuasi dengan cepat. 

Produk atau proyek yang sukses dapat dengan begitu cepatnya menjadi usang, sementara kegagalan dapat menimbulkan konsekuensi finansial yang signifikan serta beruntun. Ketidakpastian ini memerlukan adanya strategi manajemen risiko yang cermat dan kemauan untuk beradaptasi dengan keadaan yang terus berubah pada para pelaku industri kreatif. 

Di sisi lain, patut dicatat bahwa kreativitas dan inovasi merupakan kekuatan pendorong utama dalam industri kreatif ini. Industri ini berkembang pesat karena hal-hal baru, mengambil risiko dengan ide dan format baru karena pasar yang ada sangat kompetitif, dan di mana tren dapat berubah dengan cepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun