Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Tantangan Mengedukasi Nilai Industri Kreatif pada Masyarakat Indonesia

6 Maret 2024   16:33 Diperbarui: 8 Maret 2024   13:41 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diketahui terdapat kritik yang menyatakan pula bahwa saat ini tiga pihak dalam pemangku kepentingan (pemerintah, industri, akademisi) belum terhubung satu sama lain dalam tujuan yang sama dimana sering kali segala sesuatunya dilakukan secara individual sehingga menghasilkan proyek yang setengah matang. 

Akademisi dianggap sering melakukan penelitian tanpa audiens untuk dimanfaatkan lebih lanjut, praktik industri yang tidak etis merajalela, dan pemerintah tidak membuat kebijakan yang memikirkan siapapun yang menjadi pelakunya (shapeofthoughts, 2020).

Terbatasnya Akses Terhadap Pendidikan dan Pelatihan Berkualitas

Data global (Global Enterpreneurship Monitor, 2022) menyajikan bahwa Indonesia menemukan tingkat prevalensi atau proporsi dari populasi pendidikan kewirausahaan kreatif yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata global. 

Data ini mengimplikasikan adanya indikasi kesenjangan dalam pelatihan maupun edukasi bagi individu kreatif untuk mengubah keterampilan mereka menjadi usaha. Secara singkat, kesinambungan antara pendidikan dan dunia industri langsung masihlah belum terjembatani secara optimal.

Selain itu, bukan sebuah rahasia bahwa beberapa bidang kreatif dalam akademis seperti Broadcasting, Desain Komunikasi Visual, maupun Seni adalah bidang kuliah yang mahal terutama karena alat-alat kebutuhannya sehingga hanya orang-orang tertentu yang sedari awal dapat mengakses pendidikannya (Rusito, 2022). 

Belum lagi sertifikasi-sertifikasi untuk profesional berbayar juga seringkali menjadi tuntutan profesi untuk memberikan bukti spesialisasi bidang keahlian. 

Fenomena kurangnya akses terhadap program pendidikan dan pelatihan berkualitas yang dirancang khusus untuk profesi-profesi industri kreatif ini menjadi sebuah kendala tersendiri. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan dan menyulitkan individu untuk mendapatkan pekerjaan di sektor-sektor tersebut.

Ilustrasi kegiatan kreatif. Sumber: froyonion.com
Ilustrasi kegiatan kreatif. Sumber: froyonion.com

Kesulitan dalam Mengukur Dampak Industri Kreatif

Salah satu hal yang menjadi ujung dari sulitnya pendanaan dari industri kreatif adalah bagaimana dampak industri kreatif seringkali tidak berwujud dan sulit diukur dengan menggunakan indikator ekonomi tradisional. Aspek perbankan merupakan industri yang cukup perhatian atas nilai berwujud ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun