Mohon tunggu...
Gregoria Estri
Gregoria Estri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Digital Activism: Semangka dan Palestina

3 Desember 2023   21:39 Diperbarui: 3 Desember 2023   21:45 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menanggapi hal tersebut, masyarakat pendukung Palestina di media sosial mulai menggunakan simbol semangka di setiap unggahannya.

Salah satu pendukung Palestina di media sosial, seorang dosen Indus Valley School, Sara Jamil mengatakan bahwa akun Instagramnya selalu terkena pelanggaran (shadowband), hal itu membuatnya marah. Sebagai jalan keluarnya, Sara Jamil yang juga merupakan seorang desainer grafis membuat sebuah karya seni seputar simbol perlawanan dan mengunggahnya di Instagram. Ternyata hal tersebut mendapatkan banyak tanggapan baik.

Hingga saat ini, simbol semangka sebagai dukungan terhadap Palestina masih dapat ditemukan di berbagai media sosial yang umumnya digunakan masyarakat.

"People will always find a way to express themselves, sitting so far, they can't do much. Hence, they connected with the issue through small actions like there," atau yang dalam Bahasa Indonesia artinya adalah orang-orang akan selalu menemukan cara untuk mengekspresikan diri, ucap Sara Jamil.

Aksi masyarakat dalam menggunakan semangka sebagai simbol dukungannya terhadap Palestina di media sosial menjadi salah satu contoh nyata aktivisme digital di masa ini.

Aksi tersebut menjangkau banyak sekali perhatian dari masyarakat di berbagai belahan dunia yang bahkan dapat dikatakan tidak terkena dampak secara langsung dari konflik Palestina dan Israel.

Alasan mengapa aktivisme digital semangka sebagai simbol dukungan terhadap Palestina adalah karena konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel sudah menjadi isu kemanusiaan. Tentu saja, hal tersebut mengundang banyak sekali perhatian.

Selain itu, aktivisme digital ini juga dapat menunjukan posisi seseorang dalam menghadapi konflik Palestina dan Israel. Masyarakat dunia di media sosial dapat menilai seseorang berada di posisi mendukung Palestina atau sebaliknya. Berdasarkan beberapa analisis, masyarakat di media sosial lebih memilih dan memberikan perilaku baik bagi masyarakat yang mendukung Palestina. Sebaliknya, masyarakat tersebut mendukung Israel seringkali mendapatkan tanggapan yang buruk.

Dapat disimpulkan bahwa aktivisme digital mampu mencerminkan pandangan seseorang di media sosial. Setiap orang memiliki hak dan kebebasan dalam bermain media sosial, namun bijak dalam media sosial perlu diutamakan.

Aktivisme digital dapat menjadi tindakan yang menguntungkan dalam menyampaikan sebuah pesan terutama untuk menanggapi sebuah peristiwa baik di dunia online maupun langsung. Namun, tak jarang aktivisme digital juga menjadi awal mula penggiringan opini terhadap suatu peristiwa. Alasannya adalah karena dalam aktivisme digital, pasti muncul dua kelompok yaitu kelompok pro dan kontra.

Terakhir, aktivisme digital merupakan salah satu kegiatan di media sosial yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan memberikan dampak baik maupun buruk secara langsung bagi peristiwa yang diusung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun