Ya, program nasional ini seharusnya tidak coba-coba. Termasuk mewacanakan sesuatu hal penting di tengah implementasi program.Â
Seharusnya, badan dan instansi yang terkait dengan program MBG tidak mewacanakan berbagai hal lalu timbul pro dan kontra di tengah masyarakat.
Sebaiknya fokus pada daftar menu yang memang sudah diterima secara umum. Tinggal bagaimana mengolahnya menjadi jenis makanan yang bervariasi.Â
Misalnya tempe, tak hanya diolah jadi tempe goreng tetapi dibuat variasi lain seperti bacem, tempe orek, dan sebagainya.
Jika pun harus menguji coba sesuatu seperti makan serangga dan ulat sagu, paling baik dicontohkan oleh pejabat-pejabat terdahulu.Â
Tak hanya sekali mencoba, tetapi dimasukkan dalam daftar menu makan keluarga mereka.
Dengan memberi contoh seperti itu, maka bisa jadi anak sekolah akan menirunya dengan mudah. Tak perlu dipaksa, tetapi mereka bisa dengan sukarela ingin mencobanya.
Referensi:
https://www.melintas.id/pendidikan/345573040/blunder-kepala-badan-gizi-nasional-wacanakan-serangga-dan-ulat-jadi-menu-mbg-netizen-pejabat-makan-duluan
https://www.tempo.co/gaya-hidup/adakah-nilai-gizi-belalang-dan-ulat-sagu-yang-disebut-kepala-bgn-bisa-jadi-menu-alternatif-di-mbg-1200040
https://nasional.kompas.com/read/2025/01/26/10204151/serangga-dan-ulat-bisa-jadi-sumber-protein-untuk-makan-bergizi-gratis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI