Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menakar Implikasi Kenaikan PPN 12 Persen terhadap Daya Beli Kelas Menengah

20 November 2024   12:22 Diperbarui: 20 November 2024   15:14 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPN bakal naik 12 persen per 1 Januari 2025 (dok foto: okezone.infografis)

Padahal, kelompok kelas menengah bawah ini bergaji kecil hingga sedang-sedang saja. 

Tidak jarang, mereka harus mencari tambahan pekerjaan di luar kerja utamanya untuk membiayai kehidupan rumah tangga yang semakin meningkat.

Kita berhitung mulai dari biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan dasar. Keperluan pokok berupa pangan, sandang, dan papan. 

Barang-barang ini pasti akan naik. sekalipun sebutannya dihaluskan dengan istilah sebagai "penyesuaian harga" yang sulit untuk diajak kompromi.

Prediksi gelombang PHK masih akan terjadi di tahun 2025 (dok foto: harianumum.com)
Prediksi gelombang PHK masih akan terjadi di tahun 2025 (dok foto: harianumum.com)

Harga kebutuhan pangan pokok tentunya bakal naik. Bahkan boleh jadi naiknya lebih awal daripada pemberlakukan PPN 12 persen. 

Setali tiga uang,  harga sandang juga bakal  ikutan naik. Apalagi menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru 2025. 

Bahan bangunan, tentunya ikut-ikutan naik. Pemilik rumah kontrak  dan kos-kosan juga mulai berhitung untuk menaikkan angka sewanya.

Belum lagi biaya untuk kesehatan dan pendidikan anak-anak.  Tak semua orang di-cover biayanya dengan BPJS kesehatan atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk pendidikan.

Semua kenaikan harga ini bakal dibebankan kepada konsumen.  Merekalah yang akan mendapatkan kesulitan untuk membagi financial rumah tangganya.

Kesulitan untuk mengalokasikan biaya untuk kebutuhan hidup ini menjadikan  masyarakat kelas menemgah bawah terpaksa membatasi belanjanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun