Buah Anggur Shine Muscat, tengah viral sejak beberapa hari yang lalu terutama di sosmed. Viralnya buah impor asal Jepang ini bukan karena terkait rasa atau harga tetapi karena zat kontaminan berbahaya.
Anggur memang menjadi salah satu buah terpopuler dan sering menghiasi meja makan  selain apel, pisang, jeruk, pir, dan buah musiman tropis seperti semangka dan mangga.
Anggur Shine Muscat adalah buah yang dikembangkan oleh Jepang dan kini telah diekspor ke negara-negara lain, termasuk ke Indonesia.
Anggur Shine Muscat kini tengah diteliti oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) selalu lembaga yang berwewenang untuk urusan seperti ini.Â
Meskipun BPOM masih menyatakan bawah anggur impor ini masih aman untuk dikonsumsi, masyarakat tetap berharap agar hasil temuan BPOM cepat dirilis sehingga konsumen dan penjual tidak gelisah berkepanjangan.
BPOM juga meminta masyarakat yang terlanjur mengkonsumsi Anggur Shine Muscat untuk melapor apabila mengalami gejala-gejala keracunan atau kondisi yang mencurigakan.
Asal mula ditemukan zat kimia berbahaya
Mulanya, penemuan zat kimia berbahayayang ada  di dalan anggur Shine Muscat ini datangnya dari Bangkok, Thailand. Â
Sebanyak 23 dari 24 sampel yang diambil dari 15 toko di Bangkok ternyata mengadung residu pestisida berlebihan.
Di Malaysia, sampel anggur Shine Muscat juga ditemukan mengandung residu pestisida. Namun kandungannya masih di belum di atas normal seperti yang ada di Bangkok Thailand.
Sementara itu, di indonesia masih aman-aman saja menurut BPOM dan Badan Karantina Indonesia (Barantin). Alasannya, anggur Shine Muscat yang masuk lewat beberapa kanal impor ke Indonesia tersebut terlebih dahulu mengalami pengujian.
Menurut Barantin yang dirilis rri.co.id (2 November 2024), semua anggur  asal Tiongkok China itu bersertifikat sehingga kandungan residu kimianya dipastikan dalam kondisi aman, tidak berlebihan.
Mengapa anggur Shine Muscat itu spesial?
Merujuk laman earthtoveg.com, anggur Shine Muscat adalah anggur besar dan berwarna hijau. Buah ini merupakan jenis anggur tanpa biji.Â
Anggur Shine Muscat biasanya ditanam di Jepang atau Korea Selatan, dan harganya sangat mahal. Sering kali dijual seharga 10 kali harga anggur hijau biasa.
Itulah beberapa alasan mengapa Anggur Shine Muscat termasuk buah spesial yang sering dibeli orang untuk dijadikan sebagai hidangan buah di meja makan, atau dalam acara-acara spesial.
D Jepang, Anggur Shine Muscat  tergolong dalam buah premium. Dibudidayakan di beberapa wilayah, salah satunya Prefektur Yamanashi.
Anggur Shine Muscat di Jepang dirawat dengan hati-hati, dibungkus kantung kertas antiair, dan dipanen pada pertengahan Agustus hingga September.
Berikut beberapa hal spesial dari Anggur Shine Muscat, buah asal Jepang (juga ditanam di Korea Selatan).
- Dihargai cukup mahal, mulai dari 7 ribu yen atau sekitar Rp700 ribu untuk setengah kilogram.Â
- Biasanya dikemas dalam wadah yang cantik dan diberikan sebagai hantaran.
- Memiliki standar khusus, di antaranya kadar gula minimum 17 derajat dan ukuran minimal 3 cm.Â
- Memiliki rasa yang menyegarkan, manis, dan memiliki rasa anggur yang lebih kuat.
- Tidak memiliki biji, sehingga lebih nyaman saat dikonsumsi.
Sudah dibudidaya di Indonesia
Anggur Shine Muscat asal Jepang ini ternyata telah dibudidayakan di Indonesia. Jadi sebenarnya bisa diusahakan secara serius sehingga dapat mengurangi impor dan anggur ini dapat memenuhi pangsa pasar Indonesia.
Meskipun demikian, buah ini harus mendapatkan perawatan yang ekstra. Terutama merawat buahnya di musim hujan sehingga tetap manis, meskipun tak semanis di musim kemarau.
Selain itu, banyak hama berupa burung dan kelelawar yang ingin ikut mencicipi buah anggur ini. Karenanya, pemilik kebun perlu membungkus tangkai buahnya dengan plastik. Sulit memang, jika memiliki kebun anggur yang cukup luas.
Referensi:
https://rri.co.id/entikong/nasional/1092538/barantin-nyatakan-anggur-shine-muscat-di-indonesia-aman
https://earthtoveg.com/shine-muscat-grapes-most-expensive-grapes-ever.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H