Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Plus Minus Menitipkan Orangtua di Panti Jompo

2 Juni 2024   05:34 Diperbarui: 4 Juni 2024   08:35 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susah senang kehidupan para lansia di Panti Jompok (Dok foto: tribunnews.com)

Menitipkan orangtua di Panti Jompo ada plus dan minusnya. Dari aspek budaya Indonesia, rasa-rasanya banyak yang belum menerimanya. Seperti membuang orangtua.

Panti jompo merupakan tempat perlindungan bagi lansia yang membutuhkan perawatan dan dukungan. Akan tetapi di Indonesia, masih ada pro kontra menitipkan orangtua di sana, terutama bagi yang memiliki anak.

Panti jompo biasanya menyediakan fasilitas dan layanan yang mencakup perawatan kesehatan, kegiatan sosial, rekreasi, dan dukungan psikososial bagi lansia yang tinggal di sana. 

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan menitipkan orangtua di panti jompo.

Kelebihan

Menitipkan orangtua di panti jompo memiliki beberapa manfaat. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan manajemen rumah jompo yang ada. Berikut ini beberapa kelebihan menitipkan orangtua di Panti jompo. 

1. Perawatan profesional

Orangtua akan mendapatkan perawatan kesehatan dan sosial dari tenaga profesional seperti perawat, dokter, dan konselor. 

Pennyakit-penyakit menua, termasuk tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah dan penyakit lainnya juga mudah dikontrol terutama melalui susunan menu makanan, rutinitas olahraga, dan jam istirahat yang teratur.

2. Fasilitas dan layanan

Panti jompo biasanya dilengkapi dengan fasilitas yang dibutuhkan oleh lansia, seperti ruang tidur, dapur, ruang makan, pusat kegiatan, dan fasilitas medis.

Fasilitas hiburan televisi, kegiatan membaca, atau menjalankan hobi seperti menyulam, melukis, dan bermain musik juga disedikan apabila panti jomponya mampu melengkapi fasiltasi dan layanan yang ada. 

3. Interaksi sosial

Orangtua dapat berinteraksi dengan sesama lansia dan staf panti jompo, sehingga tidak merasa kesepian dan tetap aktif secara sosial.

Selain itu, para penghuni panti jompo juga sering mendapatkan kunjungan rutin dari tokoh agama, atau dari kelompok-kelompok yang memiliki program kunjungan reguler ke panti-panti jompo.

4. Keselamatan dan keamanan

Panti jompo biasanya dilengkapi dengan sistem keamanan dan pengawasan untuk memastikan keselamatan lansia. Fasilitas bantu seperti tongkat, kursi roda, dan lainnya juga disediakan bagi yang memerlukannya.

Orangtua yang tinggal di panti jompo juga tidak dibiarkan untuk berkeliaran di luar tanpa pengawasan. Dengan demikian, bagi yang sudah pikun bisa mendapatkan pengawasan yang baik pula.

Pengawasan terhadap orangtua lebih terjamin di Panti Jompo karena diawasi dan didampingi (dok foto: idxchannel.com)
Pengawasan terhadap orangtua lebih terjamin di Panti Jompo karena diawasi dan didampingi (dok foto: idxchannel.com)

Kekurangan

Selain kelebihan, menitipkan orangtua di panti jompo juga memiliki kekurangan. Apalagi budaya Indonesia masih belum menerima praktik penitipan. Ada beberapa kekurangan dari menitipkan orangtua di panti jompo. 

1. Kehilangan kemandirian

Menitipkan orangtua di panti jompo dapat membuat mereka kehilangan rasa kemandirian dan otonomi dalam kehidupan sehari-hari.

Jadwal harian yang terstruktur rapi, membuat mereka seperti orang yang kehilangan kemandirian dan seratus persen bergantung pada jadwal dan para perawat yang mengatur mereka.

2. Ketidaknyamanan emosional

Orangtua mungkin merasa sedih, kesepian, atau tidak nyaman meninggalkan rumah dan keluarga mereka untuk tinggal di panti jompo.

Bahkan dalam keadaan yang lebih parah, orangtua merasa bahwa mereka dibuang oleh anak-anaknya yang tidak mau merawat orangtua di hari tua.

3. Biaya tidak terduga

Biaya tinggal di panti jompo cukup tinggi dan bisa menjadi beban finansial tambahan bagi keluarga. Belum lagi kebutuhan lain seperti sakit.

Orangtua kesepian di Panti Jompo (dok foto: larasoffice.blogspot.com)
Orangtua kesepian di Panti Jompo (dok foto: larasoffice.blogspot.com)

4. Kurangnya perhatian personal

Meskipun perawatan di panti jompo dilakukan secara profesional, lansia mungkin merasa kurang mendapat perhatian personal dari anggota keluarga sendiri. 

Apalagi keluarga jarang melakukan kunjungan rutin ke panti jompo tempat perawatan orangtua. Sementara, perhatian dari para perawat pun terbatas karena harus merawat beberapa orang dengan karakter dan keunikan masing-masing.

Rundingkan dahulu sebelum bertindak

Sebelum memutuskan untuk menitipkan orangtua di panti jompo, penting untuk mempertimbangkan baik-baik kebutuhan dan keinginan orangtua, kondisi keuangan keluarga, serta ketersediaan fasilitas panti jompo yang sesuai. 

Komunikasi terbuka antara keluarga dan orangtua juga sangat penting untuk memastikan keputusan tersebut diambil dengan penuh pengertian dan kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orangtua.

Meskipun banyak panti jompo yang sangat bagus mengurus orangtua, saya pribadi berharap kelak tidak dimasukkan dalam panti jompo oleh anak-anak.

Ada jga orangtua yang sudah jompo dan sendirian kembali tinggal dengan anaknya yang telah berkeluarga (dok foto: bridestory.com)
Ada jga orangtua yang sudah jompo dan sendirian kembali tinggal dengan anaknya yang telah berkeluarga (dok foto: bridestory.com)

Biarlah saya menghabiskan waktu bersama anak dan cucu, serta keluarga yang memang sudah memiliki ikatan emosional sejak anak-anak masih kecil. Berharap boleh kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun