Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Plus Minus Menitipkan Orangtua di Panti Jompo

2 Juni 2024   05:34 Diperbarui: 4 Juni 2024   08:35 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susah senang kehidupan para lansia di Panti Jompok (Dok foto: tribunnews.com)

2. Ketidaknyamanan emosional

Orangtua mungkin merasa sedih, kesepian, atau tidak nyaman meninggalkan rumah dan keluarga mereka untuk tinggal di panti jompo.

Bahkan dalam keadaan yang lebih parah, orangtua merasa bahwa mereka dibuang oleh anak-anaknya yang tidak mau merawat orangtua di hari tua.

3. Biaya tidak terduga

Biaya tinggal di panti jompo cukup tinggi dan bisa menjadi beban finansial tambahan bagi keluarga. Belum lagi kebutuhan lain seperti sakit.

Orangtua kesepian di Panti Jompo (dok foto: larasoffice.blogspot.com)
Orangtua kesepian di Panti Jompo (dok foto: larasoffice.blogspot.com)

4. Kurangnya perhatian personal

Meskipun perawatan di panti jompo dilakukan secara profesional, lansia mungkin merasa kurang mendapat perhatian personal dari anggota keluarga sendiri. 

Apalagi keluarga jarang melakukan kunjungan rutin ke panti jompo tempat perawatan orangtua. Sementara, perhatian dari para perawat pun terbatas karena harus merawat beberapa orang dengan karakter dan keunikan masing-masing.

Rundingkan dahulu sebelum bertindak

Sebelum memutuskan untuk menitipkan orangtua di panti jompo, penting untuk mempertimbangkan baik-baik kebutuhan dan keinginan orangtua, kondisi keuangan keluarga, serta ketersediaan fasilitas panti jompo yang sesuai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun