Tak lupa pula. Meninggalkan beberapa komentar singkat pada tulisan beberapa teman yang keren-keren itu.Â
Tak berapa lama sekira puku 15.00 WIB, terdengar lagi pengumuman yang ditujukan pada penumpang JT sekian-sekian untuk mengambil jatah makan siang.
Nah, nampaknya perlu mengambil jatah nih. Sebab perut pun mendadak keroncongan.Â
Kompensasi kedua berupa sekota makanan berisi nasi, mie, dan 3 potong kecil ayam saos. Lumayan buat mengganjal perut dan memberi makan cacing dalam perut yang sudah pada lapar.Â
Berbekal sekotak nasi dan air mineral kompensasi, Â saya kembali menulis artikel untuk Kompasiana. Mumpung lagi semangat.
Sebuah foto dari dokumen handphone menjadi inspirasi untuk menulis artikel. Ya, sambal matah buatan sendiri tetiba menjadi begitu menarik untuk di-share dalam bentuk artikel sederhana.Â
Jadilah, artikel kedua dengan judul "Resep Mudah Membuat Sambal Matah Timor dari Bahan Organik" pun ditulis dalam blog Kompasiana ini.Â
Sayangnya, pukul 16.40 WIB, petugas mengumumkan agar penumpang  pesawat dengan JT sekian sekian tujuan Bandar Lampung untuk naik pesawat.
Tidak lupa save, tulisan yang sudah rampung 90 persen ini pun saya tutup. Toh tinggal finishing lalu tayang.Â
Senin, 21 Agustus 2o23 sekira pukul 05.00 WIB tulisan tentang sambal matah Timor pun tayang. Sambil deg degan, takut kenal bully sama sahabat Kompasiana yang sangat jago perkara resep dan kuliner.