Menggembala Sapi di Padang
Di kampung halaman, ada dua cara memelihara ternak sapi. Digembalakan di padang rumput dan diikat di sekitar pekarangan dan kebun.
Sapi dalam jumlah banyak biasa dilepas untuk mencari pakan sendiri. Pada musim penghujan, rumput dan daun tumbuh menghijau.Â
Ternak sapi tak perlu diberikan makanan tambahan di musim hujan. Berbeda dengan musim kemarau. Rumput mengering, daun berguguran.Â
Saat kesulitan pakan di musim kemarau, sapi-sapi lebih sering digembalakan. Tugas kami adalah membawa sapi-sapi ke lokasi yang ada pohonnya.Â
Kabesak, matani, bambu hutan, pohon waru, beringin, kosambi sering menjadi sasaran. Kami memanjat pepohonan itu, memotong rantingnya dan membiarkan sapi-sapi berpesta-pora dengan pakan yang ada.
Saat makan itulah, kami pun mulai bermain. Paling sering dimainkan adalah gangsing dan prosotan alam. Atau bermain dengan bergelantungan di pohon, mirip Tarzan.
Di siang hari kami membawa kawanan sapi menuju sungai yang ada airnya. Membiarkan mereka minum sampai puas. Meskipun sungai-sungai  berkurang debit airnya di musim kemarau, selalu ada sungai yang ada airnya. Mengalir sepanjang musim.Â
Ke sungai-sungai itulah kami mengarahkan kawanan sapi itu. Minum sampai puas lalu mencari pakan di sekitar pinggir sungai.
Sore hari, kawanan sapi kami giring menuju kandang. Tak perlu diberi makan sepanjang malam. Dan mereka pun tiduran sambil memamah biak.