Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

May Day dan Upaya Memperbaiki Nasib Buruh Tani Indonesia

1 Mei 2023   11:30 Diperbarui: 1 Mei 2023   15:43 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh perempuan yang bekerja di pabrik pun dibayar lebih murah daripada buruh pria untuk posisi kerja yang sama (dok foto: Antara/HO via jawapos.com)

Setelah bertanya soal khabar diri dan keluarga masing-masing, tibalah ia mengutarakan maksudnya. Mencari buruh tani untuk memanen sawit di perusahaan. Jadi kalau ada keluarga atau sahabat di kampung yang mau bekerja memetik sawit selama 2 hingga 3 bulan maka bisa datang ke Riau.

Memang, ada upahnya yang lumayan pantas. Namun tak ada jaminan termasuk jaminan kesehatan sebab mereka hanya dijadikan buruh pemborong.

Artinya, mereka dipersilakan untuk memborong kebun tersebut dengan sejumlah uang. Masak sendiri, atur diri sendiri. Perusahaan hanya memberi upah berdasarkan sistem borongan yang dananya sudah dialokasikan sendiri oleh perusahaan.

Itu hanya contoh kecil. Masih banyak persoalan lain yang dihadapi oleh kaum buruh tani ini. Beberapa kali saya bertemu dengan petani yang benar-benar hanya buruh tani. Menggantung diri pada kebaikan hati majikan saja.

Para buruh tani ini sering diupah hanya dengan hasil, bukan uang. Padahal, keluarganya butuh uang kas. Tidak mungkin kan, ia berobat lalu membayar dengan padi. Atau membayar uang sekolah anak-anak dengan biji jagung.

Harapan untuk Para Buruh Tani di May Day 2023

Sepuluh tahun sudah, 1 Mei dijadikan sebagai hari libur nasional. Kita bergembira karena bisa berlibur, tak melakukan aktifitas di tempat kerja.

Namun tidaklah bagi kaum buruh tani. Mereka tak mengenal yang namanya tanggal merah atau hari libur. Sebab, hari libur adalah ketika mereka tak mendapatkan pekerjaan hari itu.

Menyedihkan, namun kita tetap harus memiliki asa. Harapan bahwa setiap tahun, selalu ada perbaikan dan kaum buruh mendapatkan perhatian yang lebih baik lagi. Tentunya termasuk kaum buruh tani.

Selamat hari buruh internasional, 1 Mei 2023 (dok foto: freepik via liputan6.com)
Selamat hari buruh internasional, 1 Mei 2023 (dok foto: freepik via liputan6.com)

Selamat hari Buruh Internasional ke-124: 1 Mei 1889 - 1 Mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun