Ingin makan sayuran segar, sehat dan bernutrisi tetapi ragu? Atau kepengen makan ikan? Bisa produksi sendiri. Tetapi lahan saya tidak ada sama sekali. Untuk menyimpan barang-barang saja, sudah tak ada tempat. Tentu bisa. Bukankah manusia adalah 'tukang' sulap nan handal?
Tak punya lahan, tidak perlu risau jika ingin bertanam sayuran. Beberapa strategi kecil dapat diterapkan. Sayuran bisa diperoleh setiap saat. Mendukung gizi keluarga sekaligus mengurangi biaya hidup. Sekalipun terlihat kecil, tetapi nampak besar apabila diakumulasi. Satu tahun saja, kita sudah dapat menghemat.
Barangkali strategi ini terlihat sepele. Bertanam sayur di rumah dimana kita menetap. Tidak butuh lahan yang luas. Bahkan beberapa centimeter saja, kita sudah bisa menikmati sayur-mayur hasil sendiri.Â
Di kota, hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki lahan yang cukup luas. Sebagian besar, memiliki rumah tanpa halaman. Bahkan, tinggal di rumah petak. Hanya untuk satu atau dua kamar.
Namun apabila kita amati secara saksama, rumah petak itu memiliki tanaman hias. Mereka mencoba memanfaatkan space yang ada. Batas dengan rumah tetangga. Atau antarkamar dengan menempatkan beberapa pot tanaman hias.
Seringkali saya berpikir, lebih baik mengganti tanaman-tanaman yang hanya dapat dinikmati keindahannya itu dengan bertanam sayuran. Atau kombinasi, sayur dan bunga. Toh, selain terlihat indah sayuran tersebut bisa dipanen, dapat juga dimanfaatkan untuk mendukung gizi keluarga. Juga mengurangi alokasi biaya untuk membeli sayur-sayuran.
Berikut ini tiga trik menyulap rumah sempit untuk mengoptimalkan fungsinya. Kita dapat bertanam sayuran bahkan sekaligus memelihara ikan.
Bertanam dalam Pot
Dari pengamatan saya, hampir semua rumah ada tanaman hiasnya. Namun jarang ada yang menanam sayuran, tanaman herbal atau buah-buahan. Selera orang memang berbeda. Dan tentunya ada alasan-alasannya pula.
Tetapi baik juga untuk mencoba yang lain. Misalnya bertanam sayuran atau buah-buahan tertentu di dalam pot.
Beberapa sayuran yang dapat dikembangkan dalam pot di antaranya terong dan timun. Juga yang bisa dipanen dalan hitungan mingguan seperti kangkung dan sawi.
Ada pula pilihan lain, diantaranya bawang daun dan seledri. Jangan lupa cabe rawitnya. Untuk urusan cabe-cabean, saya lebih suka menanam cabe rawit ketimbang cabe keriting dan besar. Lebih gampang dan daya tahan terhadap hama dan penyakitnya lebih baik.
Stroberi juga dapat ditanam di dalam pot. Jika ingin mencoba melon, bolehlah. Ada melon yang cocok untuk dikembangkan di dalam pot, di rumah saja.
Vertikultur
Bertanam secara vertikultur itu tidaklah ribet. Prinsipnya, bertanam secara vertikal ke atas. Lahan sempit dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin sehingga kita memiliki lumyana banyak tanaman.
Teknologi yang digunakan pun tergantung pada kemampuan kita. Jika sistem irigasi tetes yang otomatis itu kemahalan untuk kantong kita, maka bisa menempuh cara lain.
Hidroponik sederhana bisa kita tempuh. Banyak petunjuk praktis di berbagai media yang dapat kita ikuti. Cukup menanam vertikal dengan menggunakan botol-botol bekas. Disusun dan digantung secara bertingkat di dinding rumah kita. Jadilah, bertanam di dinding rumah.
Budikdamber
Ingin makan lele, namun kurang yakin dengan ikan yang dibeli di pasar? Coba saja memelihara beberapa ikan lele di dalam ember. Dikombinasi dengan beberapa tanaman sayuran. Jadilah, kita budidaya ikan dalam ember.
Dalam satu ember, cukuplah kita mengisi 10 ikan lele. Dan kita memiliki 5 lember. Jadinya ada 50 ekor lele yang dipelihara di sana. Tinggal kita merawatnya dan lebih kurang 3 bulan kita sudah bisa panen lele.
Lahan Sempit nan Produktif
Saat panen tiba. Tentunya kita akan sangat bahagia. Tak ada lahan tetapi bisa panen. Ada-ada saja yang dapat dipanen dari kegiatan bermain-main tadi.
Senang rasanya bisa panen terong dan timun. Kangkung dan sawi bisa dipanen hanya dalam hitungan minggu.
Kalau memasak, bisa mengambil bumbu tanaman kita sendiri. Ada cabe, bawang daun dan seledri. Beberapa teman bisa ikut menikmati melon dan stroberi saat mereka berkunjung dan ada buah yang siap dipanen.
Selamat berkreasi. Mari menyulap rumah menjadi taman buah dan sayur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H