Cerita pun berlanjut. Bergantian, para pemain drama dan pementasan seni berjalan dengan apik. Penguasaan panggung yang dilakukan oleh anak-anak, patut diapresiasi. Tampil penuh percaya diri,, sesuai dengan apa yang telah dilatih selama ini. Cuma ada satu kata, 'spektakuler' untuk ukuran anak-anak usia SD. Setiap pergantian atraksi seni, selalu diiringi dengan tepuk tangan dan sorak-sorai penonton.
Suri Ikun dan Kisah 7 Bidadari
Jika di Jawa ada cerita tentang Jaka Tarub dan 7 bidadari, maka di Malaka-NTT pun ada kisah tentang Suri Ikun bersama Bui Ikun. Bui Ikun adalah bidadari bungsu dari 7 bidadari yang turun mandi. Ia tak mampu terbang kembali ke khayangan bersama ke-6 kakaknya, lantaran sayapnya diambil dan disembunyikan oleh Suri Ikun saat mereka mandi dan bercengkerama di telaga.
Terpaksalah, ia ditinggal pergi oleh ke-6 saudaranya dengan cucuran air mata dan tangisan kesedihan. Tinggallah Bui Ikun, sang bidadari bungsu yang masih berusaha mencari dan mencari terus sayapnya yang hilang.
Saat itulah, muncul Suri Ikun dari sudut panggung. Menanyakan perihal kegundahan sang putri nan jelita tersebut. Setelah menyampaikan kisah persoalannya, atas bujukan Suri Ikun nan tampan maka bersedialah Bui Ikun mengikutinya untuk menjadi isteri.
Suri Ikun sendiri adalah bungsu dari tiga bersaudara dari orang tua bernama Mau. Putera sulung dan putera kedua, pergi merantau dan mencari jodohnya masing-masing. Â Putera sulung merantau ke Sabu dan menetap di sana. Sedangkan putera tengah memilih untuk merantau di Rote.
Sementara Suri Ikun, tinggal bersama kedua orang tuanya di Belu-Malaka. Konon, persaudaraan mereka tetap terjalin kendatipun terpisahkan oleh jarak, bahkan laut. Dari situlah, dalam berbagai tutur adat, sering disebut, Sabu Mau, Thie Mau, Belu Mau.
Makna Dibalik Musikalisasi Drama Suri Ikun dan Bui Ikun
Suri Ikun dan Bui Ikun, menjadi pilihan bagi siswa-siswi SDK Canossa Kota Kupang untuk dipentaskan dalam drama musikalisasi. Alasannya, selain telah mengetahui alur ceritanya melalui pelajaran PLSBD, cerita ini pun mengajarkan tentang persaudaraan. Sekalipun tiga bersaudara sudah berpisah dan beranak-pinak, mereka tetap merupakan keluarga besar.
Di lain pihak, kisah antara Suri Ikun dan Bui Ikun menimbulkan persoalan manakala mereka telah memiliki dua anak. Karena melanggar kesepakatan, akhirnya Bui Ikun pergi meninggalkan sang suami bersama kedua anaknya.
Berkat penyesalan dan perjuangannya, Suri Ikun akhirnya menemukan kembali isterinya di Khayangan lalu membawa pulang isterinya untuk hidup bersama anak-anak mereka di Rai Belu, Rai Malaka. Pesan moral lain, Bui Ikun yang telah kembali ke Khayangan bersedia untuk meninggalkan segala kemewahan di khayangan. Hidup bersama suami dan kedua anaknya.