Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suri Ikun dan Bui Ikun dalam Drama Musikalisasi SDK Canossa Kupang

19 Desember 2022   13:17 Diperbarui: 19 Desember 2022   19:12 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung Musikalisasi Suri Ikun dan Bui Ikun oleh siswa-siswi SDK Canossa Kupang (dok foto: panitia/Donny Pati)

Cerita pun berlanjut. Bergantian, para pemain drama dan pementasan seni berjalan dengan apik. Penguasaan panggung yang dilakukan oleh anak-anak, patut diapresiasi. Tampil penuh percaya diri,, sesuai dengan apa yang telah dilatih selama ini. Cuma ada satu kata, 'spektakuler' untuk ukuran anak-anak usia SD. Setiap pergantian atraksi seni, selalu diiringi dengan tepuk tangan dan sorak-sorai penonton.

Fashion show, rangkaian acara dalam musikalisasi Suri Ikun dan Bui Ikun oleh siswa SDK Canossa (dok pribadi) 
Fashion show, rangkaian acara dalam musikalisasi Suri Ikun dan Bui Ikun oleh siswa SDK Canossa (dok pribadi) 

Suri Ikun dan Kisah 7 Bidadari

Jika di Jawa ada cerita tentang Jaka Tarub dan 7 bidadari, maka di Malaka-NTT pun ada kisah tentang Suri Ikun bersama Bui Ikun. Bui Ikun adalah bidadari bungsu dari 7 bidadari yang turun mandi. Ia tak mampu terbang kembali ke khayangan bersama ke-6 kakaknya, lantaran sayapnya diambil dan disembunyikan oleh Suri Ikun saat mereka mandi dan bercengkerama di telaga.

Terpaksalah, ia ditinggal pergi oleh ke-6 saudaranya dengan cucuran air mata dan tangisan kesedihan. Tinggallah Bui Ikun, sang bidadari bungsu yang masih berusaha mencari dan mencari terus sayapnya yang hilang.

Saat itulah, muncul Suri Ikun dari sudut panggung. Menanyakan perihal kegundahan sang putri nan jelita tersebut. Setelah menyampaikan kisah persoalannya, atas bujukan Suri Ikun nan tampan maka bersedialah Bui Ikun mengikutinya untuk menjadi isteri.

Suri Ikun sendiri adalah bungsu dari tiga bersaudara dari orang tua bernama Mau. Putera sulung dan putera kedua, pergi merantau dan mencari jodohnya masing-masing.  Putera sulung merantau ke Sabu dan menetap di sana. Sedangkan putera tengah memilih untuk merantau di Rote.

Sementara Suri Ikun, tinggal bersama kedua orang tuanya di Belu-Malaka. Konon, persaudaraan mereka tetap terjalin kendatipun terpisahkan oleh jarak, bahkan laut. Dari situlah, dalam berbagai tutur adat, sering disebut, Sabu Mau, Thie Mau, Belu Mau.

Kepala SDK Canossa mendampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kupang (dok pribadi)
Kepala SDK Canossa mendampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kupang (dok pribadi)

Makna Dibalik Musikalisasi Drama Suri Ikun dan Bui Ikun

Suri Ikun dan Bui Ikun, menjadi pilihan bagi siswa-siswi SDK Canossa Kota Kupang untuk dipentaskan dalam drama musikalisasi. Alasannya, selain telah mengetahui alur ceritanya melalui pelajaran PLSBD, cerita ini pun mengajarkan tentang persaudaraan. Sekalipun tiga bersaudara sudah berpisah dan beranak-pinak, mereka tetap merupakan keluarga besar.

Di lain pihak, kisah antara Suri Ikun dan Bui Ikun menimbulkan persoalan manakala mereka telah memiliki dua anak. Karena melanggar kesepakatan, akhirnya Bui Ikun pergi meninggalkan sang suami bersama kedua anaknya.

Berkat penyesalan dan perjuangannya, Suri Ikun akhirnya menemukan kembali isterinya di Khayangan lalu membawa pulang isterinya untuk hidup bersama anak-anak mereka di Rai Belu, Rai Malaka. Pesan moral lain, Bui Ikun yang telah kembali ke Khayangan bersedia untuk meninggalkan segala kemewahan di khayangan. Hidup bersama suami dan kedua anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun