Tiga hari lagi, umat kristiani akan merayakan hari Natal. Sejak tanggal 1 Desember, umat kristiani terlihat mempersiapkan diri. Termasuk di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Mal dan toko-toko mulai memasang pohon natal, sekaligus hiasan natal warna-warni lengkap dengan lampu. Terdengar pula musik natal mengalun lembut di sela-sela orang berbelanja. Yang berkenan dan tahu lagu tersebut, ikut bergumam sambil memilah-milah tumpukan pakaian obral di dalam bak, atau sekadar melihat-lihat produk yang ada di situ.
Sementara yang tak tahu, termasuk yang berbeda keyakinan, tetap berbelanja tanpa merasa terganggu. Sebab mal dan pusat perbelanjaan biasanya memutar lagu natal menjelang hari natal dan bernuansa islami di saat puasa hingga lebaran.
Rumah-rumah pun mulai mengeluarkan pohon Natal instannya. Dibersihkan, diperiksa lagi apakah masih layak dipakai atau sudah rusak. Mumpung Natal masih jauh, maka pohon Natal dan pernak-perniknya kudu diperiksa, kemudian dipasang di tempat yang sesuai.
Tak ketinggalan, kelompok-kelompok kategorial di dalam lingkungan gereja. Mereka seolah berlomba-lomba untuk memasang pohon Natal terbaik di lingkungan mereka. Di sudut jalan atau di lokasi basis mereka.
Pohon Natal dari Limbah
Pohon Natal, tak selamanya dibeli dari toko. Banyak umat yang kini membuat pohon Natal kreasi sendiri. Dari bahan-bahan lokal dan bekas. Ada yang mengumpulkan botol plastik bekas dan menyusunnya membentuk pohon natal, karung plastik, kulit telur, rak telur dan sebagainya.
Memanfaatkan limbah yang seharusnya telah dibuang. Hasilny, pohon Natal yan indah dan dikagumi banyak orang. Berikut ini tiga pohon Natal yang dibuat dari limbah.Â
Pohon Natal dari Limbah Kulit Kelapa Muda
Tumpukan limbah kulit kelapa muda di sekitar Jalan W.J. Lalamentik Kota Kupang itu kini sudah tidak ada lagi. Bersih. Namun ternyata berpindah tempat. Tidak ditumpuk teronggok, tetapi disusun dengan rapi dan elegan, membentuk rangkaian pohon Natal yang cantik.
Pohon Natal ini dibuat oleh jemaat Rayon 7, Gereja Maranatha Oebufu, salah satu Gereja Protestan di Kota Kupang. Limbah kulit kelapa muda itu sama sekali tidak dicat, dibiarkan secara alami. Hanya ditambahkan ornamen berupa bintang di puncak pohon Natal, dan lampu hias yang dinyalakan pada malam hari.
Di sekitar pohon Natal, disertakan pula tulisan berupa ucapan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru dari umat Rayon 7 JMO. Di sekitarnya, juga disediakan space yang cukup bagi setiap orang yang ingin mengabadikan dirinya di sekitar pohon Natal dari limbah kulit kelapa muda ini.
Limbah Potongan Kayu
Masih dari jemaat Gereja Maranatha, namun beda rayon. Persis di seberang jalan Gereja Maranatha yang berlokasi di jalan Amabi, terpasang pohon Natal yang dibentuk dari limbah potongan kayu.
Selain membangun pohon Natal, jemaat ini juga membuat kijang dari limbah potongan kayu, ditambah lagi dengan model lain yang semakin menambah semarak tempat di sekitarnya.
Pekerjaan ini, dibuat secara bersama-sama oleh seluruh jemaat sekitar. Tua-muda, pria-wanita, sama-sama menyumbang ide dan merealisasikannya dalam karya yang indah.
Pohon Natal ini akan menjadi begitu indah di malam hari. Ketika lampu Natal dinyalakan, dan beberapa pemuda terlihat memetik gitar sambil bernyanyi di sekitar.
Ya, daripada bermain petasan yang mengganggu ketertiban umum, lebih baik berkumpul bersama untuk menyanyikan beberapa lagu Natal. Hitung-hitung, sekalian berlatih untuk acara Natal bersama atau kebaktian di Gereja.
Cock Bekas yang Rusak
Anda punya hobi bermain badminton? Ke mana cock bekasnya dibuang? Dibakar atau dibuang di kotak sampah, lalu diangkut oleh mobil sampah ke tempat pembuangan akhir?Â
Sebaiknya dikumpulkan dan berikan pada warga yang ingin memanfaatkannya untuk keperluan lain dalam jumlah yang banyak.
Saya sendiri bersama teman-teman pernah membuat pohon Natal dari limbah cock, saat masih aktif di Gereja Oikumene di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya. Kami menyimpan cock bekas yang benar-benar sudah tak terpakai.
Pohon Natal yang kami buat ini, menghabiskan 800 buah cock bekas. Itu pun kami kurangi tinggi pohonnya sebab kehabisan stok. Setelah Masa Natal berakhir, cock-cock bekas itu kami copot dan simpan di tempat yang aman. Sebagai bahan untuk pembuatan pohon Natal di tahun berikut.
Biasanya, cock-cock bekas itu kami rangkai pada kerangka bilahan bambu yang dibentuk terlebih dahulu. Selanjutnya, tinggal menempatkan limbah cock mengikuti lingkaran bilah bambu. Sebagai pemanis, ditambahkan pernak-pernik dan terlihat semarak.
Itulah beberapa limbah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pohon Natal. Jadi tak perlu membelinya, Yang penting kreatif untuk membuatnya menjadi indah.
Selamat berkreasi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI