Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Jual Jagung di Pinggir Jalan untuk Sambung Hidup

4 November 2022   11:24 Diperbarui: 11 November 2022   03:45 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mampir membeli jagung petani di pinggir jalan, bisa memperlancar ekonomi mereka (dok foto pribadi)

Saat ini, ia membeli jagung muda mentah dengan harga Rp 10.000 per 5 tongkol, atau setiap tongkol ia beli dengan harga Rp 2.000. 

Dengan demikian, apabila sehari ia mampu menjual 100 tongkol, maka ia bisa mendapatkan keuntungan kotor sekitar Rp 150.000 -- Rp 200.000.

Itu semua belum dikurangi dengan biaya lain-lain seperti bahan membuat luat Timor, dan perhitungan biaya untuk tenaga kerja (mengangkut jagung, mengangkut air, mencari dan mengangkut kayu. Termasuk biaya tetap seperti periuk, baskom, dsb).

Luat Timor, teman makan jagung rebus di pinggir jalan Motamaro, jalan trans Timor (dok pribadi)
Luat Timor, teman makan jagung rebus di pinggir jalan Motamaro, jalan trans Timor (dok pribadi)

Perhitungan mereka sangatlah sederhana dan tidak mau memasukkan biaya tenaga kerja ke dalamnya. Sebab prinsip mereka, memang itu adalah pekerjaan mereka.

Dengan berjualan jagung, mama Yakomina mampu menyekolahkan dua anaknya, di SMA kelas 2 dan SMP kelas 1. 

Mengumpulkan lima ratus perak atau seribu rupiah, itu sangat berarti bagi mereka para penjual jagung di Motamora.Karenanya, jika punya kesempatan belilah pada mereka. Beberapa rupiah, bisa membantu mereka mendapatkan sedikit keuntungan.

"Inilah kami. Kami tidak pernah malu untuk berjuang memenuhi kebutuhan hidup kami. Yang penting, kami tidak mencuri atau menipu orang lain," Kata Mama Yakomina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun