Melihat data-data di atas, maka kemungkinan capaian pengurangan kemiskinan seperti target dari SDGs menjadi sangat berat. Dampak covid-19, perang Rusia-Ukraina, ekonomi dunia yang lagi lesu, dan perubahan iklim yang tak dapat diprediksi, nampaknya akan menyumbangkan poin terbesar bagi kemiskinan. Baik kemiskinan di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
Agenda ke-2, Zero Hunger
Nol kelaparan atau tak ada kelaparan di dunia, menjadi tujuan kedua SDGs yang ingin dicapai pada tahun 2030. Target yang harus ditindaklanjuti dengan kerja keras agar terjadi penurun kelaparan menuju ke level nol.
Namun dalam laporan fao.org berjudul the State of Food Security and Nutrition in the World di tahun 2022, tercatat bahwa angkat kelaparan malahan meningkat di tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kelaparan penduduk dunia, mencapai 828 juta orang per 2021, bertambah sebanyak 46 juta orang.
Perihal Indonesia, tercatat Indeks Kelaparannya menurun di tahun 2021. Namun masih menempati urutan tertinggi kedua di bawah Laos untuk negara-negara di Asia Tenggara (data dari katadata.co.id).
Apabila kasus kelaparan ini dilihat berdasarkan provinsi, maka Provinsi Papua sering kali menempati kasus yang berulang untuk bencana kelaparan. Provinsi dengan kekayaan yang besar ini, penduduknya masih banyak yang mengalami kelaparan.
Kasus wabah kelaparan di Kabupaten Lanny Jaya Papua yang menewaskan setidaknya 3 orang (berita 4 Agustus 2022), menunjukkan bahwa kasus kelaparan ekstrem masih sering terjadi di bumi Indonesia. Entah karena keterlambatan penanganan atau faktor kekeringan, tetaplah kita masih bermasalah dengan pangan.
Kelaparan diakibatkan oleh karena kesulitan atau ketiadaan penduduk untuk mengakses makanan. Belum lagi terkait dengan kecukupan gizi dalam setiap asupan pangan per orang di daerah yang mengalami krisis pangan.
Agenda ke-13, Climate Action