Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Solidaritas dalam Bingkai Krisis Pangan dan Hari Pangan Sedunia

17 Oktober 2022   12:51 Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:40 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Hari Pangan Sedunia ke-46, 16 Oktober 2022 (Dok foto: eatworldfoodday.org/indozone.id)

Melihat data-data di atas, maka kemungkinan capaian pengurangan kemiskinan seperti target dari SDGs menjadi sangat berat. Dampak covid-19, perang Rusia-Ukraina, ekonomi dunia yang lagi lesu, dan perubahan iklim yang tak dapat diprediksi, nampaknya akan menyumbangkan poin terbesar bagi kemiskinan. Baik kemiskinan di tingkat regional, nasional, maupun internasional.

Peta sebaran kemiskinan di Indonesia dimana Indonesia bagian timur memiliki tingkat kemiskinan tertinggi (Dok foto: katadata.co.id)
Peta sebaran kemiskinan di Indonesia dimana Indonesia bagian timur memiliki tingkat kemiskinan tertinggi (Dok foto: katadata.co.id)

Agenda ke-2, Zero Hunger

Nol kelaparan atau tak ada kelaparan di dunia, menjadi tujuan kedua SDGs yang ingin dicapai pada tahun 2030. Target yang harus ditindaklanjuti dengan kerja keras agar terjadi penurun kelaparan menuju ke level nol.

Namun dalam laporan fao.org berjudul the State of Food Security and Nutrition in the World di tahun 2022, tercatat bahwa angkat kelaparan malahan meningkat di tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kelaparan penduduk dunia, mencapai 828 juta orang per 2021, bertambah sebanyak 46 juta orang.

Perihal Indonesia, tercatat Indeks Kelaparannya menurun di tahun 2021. Namun masih menempati urutan tertinggi kedua di bawah Laos untuk negara-negara di Asia Tenggara (data dari katadata.co.id).

Apabila kasus kelaparan ini dilihat berdasarkan provinsi, maka Provinsi Papua sering kali menempati kasus yang berulang untuk bencana kelaparan. Provinsi dengan kekayaan yang besar ini, penduduknya masih banyak yang mengalami kelaparan.

Kasus wabah kelaparan di Kabupaten Lanny Jaya Papua yang menewaskan setidaknya 3 orang (berita 4 Agustus 2022), menunjukkan bahwa kasus kelaparan ekstrem masih sering terjadi di bumi Indonesia. Entah karena keterlambatan penanganan atau faktor kekeringan, tetaplah kita masih bermasalah dengan pangan.

Mari meningkatkan akses rakyat terhadap pemenuhan gizi seimbang (Dok foto: kafapet-unsoed.com)
Mari meningkatkan akses rakyat terhadap pemenuhan gizi seimbang (Dok foto: kafapet-unsoed.com)

Kelaparan diakibatkan oleh karena kesulitan atau ketiadaan penduduk untuk mengakses makanan. Belum lagi terkait dengan kecukupan gizi dalam setiap asupan pangan per orang di daerah yang mengalami krisis pangan.

Agenda ke-13, Climate Action

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun