Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Solidaritas dalam Bingkai Krisis Pangan dan Hari Pangan Sedunia

17 Oktober 2022   12:51 Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:40 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beras sebagai pangan nasional. Sumber: Kompas.com/Garry Lotulung

Kekeringan ekstrem di negara-negara produsen pangan juga turut menyumbang krisis pangan dunia. Belum lagi perang Rusia-Ukraina yang belum usai. Harga bahan pangan meningkat pesat, menjadikan rakyat tak mampu membeli. Banyak orang kemudian menjadi orang miskin baru.

Kondisi krisis pangan global, bakal menambah beban berat target keseluruhan SDGs tahun 2030.

Tiga Agenda Menarik SDGs Terkait Pangan

Tema hari Pangan Sedunia ke-46 tetap merujuk pada agenda Sustainable Development Goals di tahun 2030. Sekedar mengingatkan kembali, terdapat 17 agenda besar PBB seperti tertulis dalam gambar berikut.

17 agenda SDGs yang ingin dicapai di tahun 2030 (dok foto: globasistersreport.org)
17 agenda SDGs yang ingin dicapai di tahun 2030 (dok foto: globasistersreport.org)

Dari 17 agenda besar disebut, paling tidak ada 3 agenda MDGs yang berkaitan dengan krisis pangan dunia.

Agenda ke-1, No Poverty

Tidak ada kemiskinan, merupakan agenda pertama SDGs yang harus dicapai di tahun 2030. Bank Dunia mematok, pada tahun 2030 angka kemiskinan ekstrem turun di bawah 3 persen. Kemiskinan ekstrem sendiri diartikan sebagai kondisi yang menggambarkan masyarakat berada pada kemiskinan terparah. Tnp2k.co.id menyebutkan, keadaan ini setara dengan USD 1,9 keseimbangan kemampuan belanja per kapita per hari.

Dari padi inilah, muasal beras yang ditanak menjadi nasi. Salah satu makanan pokok penting di dunia (Dok foto: solopos.com)
Dari padi inilah, muasal beras yang ditanak menjadi nasi. Salah satu makanan pokok penting di dunia (Dok foto: solopos.com)

Lantas, bagaimana pengurangan kemiskinan di dunia saat ini? Data tahun 2000-2015 yang disajikan oleh katadata.co.id menunjukkan, negara di Afrika bernama Tanzania memiliki capaian tertinggi dalam urutan pengurangan kemiskinan ekstrem yaitu sebesar 3,2 persen.

Sementara dalam tahun yang sama, Indonesia menduduki peringkat ke-11. Pengurangan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia sebesar 2,1 persen. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan untuk mencapai kemiskinan ke level nol persen di tahun 2024.

Di satu sisi, dampak Covid-29 ternyata menambah angka kemiskinan di Indonesia, meskipun tidak miskin ekstrem. Riset dari smeru.or.id menyebutkan, sebanyak 1,3 juta orang jatuh miskin sehingga menambah angka kemiskinan menjadi 8,5 juta orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun