Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Banjir Buah Impor di Lapak Pinggir Jalan dan Persaingan Buah Lokal Kita

7 Oktober 2022   11:19 Diperbarui: 8 Oktober 2022   09:51 1665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan buah lokal kita bersifat musiman. Saat musim rambutan, semua menjual rambutan. Lapaknya bersebelahan atau berhadapan. Musim jeruk, jualan jeruk. Musim semangka, ya semangka bertumpuk di pinggir jalan.

Di Kota Kupang misalnya. Semangka bertumpuk-tumpuk di pinggir jalan. Puncaknya, pada  bulan Juni-September. Setelah itu, menghilang. Penjualnya pun pergi dan baru muncul lagi di tahun berikutnya, saat tiba musim semangka.

Ketiga, ketersediaan stok

Di pasar Kota Kupang, hanya buah pisang yang ready stock sepanjang musim. Pepaya yang seharusnya juga tak kenal musim, menjadi berkurang terutama di musim penghujan. Sementara buah impor seperti jeruk dan apel asal negara Tirai Bambu, selalu ada di lapak-lapak. 

Di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, buah-buahan impor ini mangkal di sana sepanjang musim. Sementara apel Manalagi Soe, jeruk keprok Soe, dan advokad Soe yang enak itu hanya bertahan sekira 2 bulan. Lalu menghilang karena buahnya tiada lagi. Stok di kebun kosong.

Keempat, terkait dengan harga

Harga berperan penting bagi seseorang untuk membeli buah. Tadinya mau membeli buah lokal, tetapi berubah pikiran setelah menanyakan buah di samping dan ternyata murah. Sudah murah, buah impor lagi. Mendingan beli yang impor dan murah.

Di lapak pinggir jalan Kota Soe, satu tumpuk jeruk keprok Soe yang berkualitas dihargai dengan Rp 25.000 yang mana satu tumpuk berisi 3-4 buah. Sementara jeruk impor dari China dijual dengan harga Rp 5.000 per buah. 

Apel dan jeruk impor dijejer bersama produk non buah di lapak pinggir jalan Kota Soe, TTS, NTT (Dokumentasi pribadi)
Apel dan jeruk impor dijejer bersama produk non buah di lapak pinggir jalan Kota Soe, TTS, NTT (Dokumentasi pribadi)

Last but not least, selera

Selera, tak dipungkiri sebagai faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembeli. Namun selera terbentuk juga karena berawal dari coba-coba, lalu keterusan karena jatuh hati dan atau karena keenakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun