Momentum dimaksud di antaranya pada resepsi pernikahan, kegiatan di tempat ibadah, dan rumah adat. Juga menghadiri undangan lain yang sifatnya resmi.
Jika dahulu kebaya hanya didesain secara sederhana, maka kini banyak variasinya. Barangkali mengikuti dunia mode. Biar tak terlihat old fashion dan bisa dipakai oleh kalangan yang memang sangat memperhatikan mode terbaru.
Mulai dari gaya jahitannya, paduan warna, hingga kombinasi bros dan pin telah mengalami modifikasi. Namun tetaplah disebut sebagai kebaya.
Sedangkan bagian bawah biasa menggunakan tenun ikat atau songket NTT yang diserasikan dengan model bagian atas. Termasuk corak warna agar terlihat padu antara atasan (kebaya) dan bawahan (kain).
Kain tenun NTT pun telah dimodifikasi, yaitu dijahit ala rok kain yang tak perlu berlama-lama memakainya seperti jika mengenakan kain tenun.
Hari Kartini dan Kebaya
Seperti daerah lain di Indonesia, di Timor pun wanita-wanita akan menggunakan kebaya setiap tanggal 21 April.Â
Ya, hari Kartini sepertinya identik dengan kebaya. Gadis-gadis cilik di sekolah-sekolah di Timor Barat pun tak ketinggalan menggunakan kebaya, dipadu dengan kain tenun ikat NTT.
Jadilah mereka tampil menjadi Kartini cilik selama satu hari. Bahkan, mereka mematut diri dalam balutan kebaya semirip mungkin dengan potret Ibu Raden Ajeng Kartini yang hampir semua potretnya menggunakan kebaya.
Mendorong anak untuk mengenakan kebaya sejak dini, akan menimbulkan rasa cinta anak terhadap kebaya dan pakaian tradisional Nusantara lainnya.Â
Sekolah-sekolah menjadi garda terdepan dalam memperkenal dan menimbulkan rasa cinta anak terhadap kebudayaan kita.Â