Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan Timor dalam Balutan Kebaya Nusantara nan Anggun

5 September 2022   08:47 Diperbarui: 6 September 2022   04:54 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alm Ibunda saya selalu mengenakan kebaya dalam kehidupan sehari-harinya sejak masih gadis hingga akhir hayatnya | Dokumentasi pribadi

Momentum dimaksud di antaranya pada resepsi pernikahan, kegiatan di tempat ibadah, dan rumah adat. Juga menghadiri undangan lain yang sifatnya resmi.

Jika dahulu kebaya hanya didesain secara sederhana, maka kini banyak variasinya. Barangkali mengikuti dunia mode. Biar tak terlihat old fashion dan bisa dipakai oleh kalangan yang memang sangat memperhatikan mode terbaru.

Mulai dari gaya jahitannya, paduan warna, hingga kombinasi bros dan pin telah mengalami modifikasi. Namun tetaplah disebut sebagai kebaya.

Ponakan tampil mengenakan atasan kebaya dan bawahan tenun ikat Biboki, NTT | Dokumentasi pribadi
Ponakan tampil mengenakan atasan kebaya dan bawahan tenun ikat Biboki, NTT | Dokumentasi pribadi

Sedangkan bagian bawah biasa menggunakan tenun ikat atau songket NTT yang diserasikan dengan model bagian atas. Termasuk corak warna agar terlihat padu antara atasan (kebaya) dan bawahan (kain).

Kain tenun NTT pun telah dimodifikasi, yaitu dijahit ala rok kain yang tak perlu berlama-lama memakainya seperti jika mengenakan kain tenun.

Hari Kartini dan Kebaya

Seperti daerah lain di Indonesia, di Timor pun wanita-wanita akan menggunakan kebaya setiap tanggal 21 April. 

Ya, hari Kartini sepertinya identik dengan kebaya. Gadis-gadis cilik di sekolah-sekolah di Timor Barat pun tak ketinggalan menggunakan kebaya, dipadu dengan kain tenun ikat NTT.

Jadilah mereka tampil menjadi Kartini cilik selama satu hari. Bahkan, mereka mematut diri dalam balutan kebaya semirip mungkin dengan potret Ibu Raden Ajeng Kartini yang hampir semua potretnya menggunakan kebaya.

Mendorong anak untuk mengenakan kebaya sejak dini, akan menimbulkan rasa cinta anak terhadap kebaya dan pakaian tradisional Nusantara lainnya. 

Sekolah-sekolah menjadi garda terdepan dalam memperkenal dan menimbulkan rasa cinta anak terhadap kebudayaan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun