Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesona Batu Brak, Situs Pemujaan Era Megalitikum di Lampung Barat

24 Agustus 2022   09:30 Diperbarui: 28 Agustus 2022   13:15 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu datar sebagai tempat menyimpan sesaji selama berlangsungnya ritual upacara pemujaan. Dok pribadi

Letaknya juga tidak berjauhan dari dolmen dan menhir. Sebab, fungsinya adalah untuk meletakkan sesajian selama berlangsungnya upacara pemujaan terhadap arwah.

Batu datar sebagai tempat menyimpan sesaji selama berlangsungnya ritual upacara pemujaan. Dok pribadi
Batu datar sebagai tempat menyimpan sesaji selama berlangsungnya ritual upacara pemujaan. Dok pribadi

Batu Umpak

Batu umpak tidak lain adalah batu penyangga. Batu-batu ini berfungsi sebagai tiang yang menyangga benda lain di atasnya seperti dolmen atau batu datar. Jenis batu umpak, sering digunakan pada jaman kerajaan Majapahit yang termashur itu.

Mari Melestarikan Warisan Budaya Kita

Begitu banyak warisan leluhur kita yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini. Padahal, teknologi yang mereka gunakan di masa itu, begitu sederhana. Namun pembuatannya yang benar-benar memerlukan pengorbanan, akhirnya menghasilkan suatu maha karya nan dasyat.

Batu umpak yang disusun di sekitar lokasi situs Batu Brak. Dok pribadi
Batu umpak yang disusun di sekitar lokasi situs Batu Brak. Dok pribadi

Prestasi yang tetap terlihat hingga kini. Karenanya, sebagai generasi pewaris sudah selayaknya kita merawat dan mempertahankannya agar tetap bisa disaksikan oleh generasi berikutnya.

Paling tidak, janganlah kita melakukan tindakan vandal saat berkunjung ke sana. Apalagi merusaknya karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan zaman kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun