Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Manfaat Ganda Hutan Swadaya Masyarakat Pinus Ecopark di Lampung Barat

22 Juli 2022   05:55 Diperbarui: 22 Juli 2022   09:16 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu spot untuk berswafoto di Pinus Ecopark yang sudah kurang terurus. Foto detiknegri.my.id/2021

Manfaat keempat, melestarikan satwa. Di Pinus Ecopark, kita dapat menikmati suara burung di atas pohon pinus, sesekali diiringi gemerisik daun pinus ketika ditiup angin. Serangga-seranga kecil pun bebas berkeliaran mencari makan dan minum, tanpa takut diusik oleh makhluk pengganggu.

Faedah kelima, terkait dengan ekonomi masyarakat setempat. Hutan pinus yang ditata dengan baik, mampu menarik orang untuk berwisata di sini. Banyak kegiatan perekonomian pun bermunculan. Kreatif dan inovatif, berujung orang dapat mencobanya.

Pendapatan bisa muncul dari penyediaan jasa dan produk. Di Pinus Ecopark, setiap orang yang akan masuk ke dalam taman, harus membeli tiket. Kebetulan, harga tiket per orang pada waktu kami berkunjung, dibandrol lima ribu rupiah. Selain itu, di dalam hutan ini pengunjung dapat menyewa hammock untuk bersantai sambil berfoto ria. Harganya Rp 20.000,00.

Sebenarnya ada spot-spot yang bisa digunakan untuk berfoto di sana. Namun saat berkunjung, kondisinya menjadi kurang baik. Beberapa orang yang berkunjung di sana, mengabadikan moment wisata mereka di spot yang masih ada, namun tidak dipungut biaya seperti awal-awal dibuka untuk umum.

Bersantai di atas hammock. Saat berkunjung, hammocknya masih bisa disewa. Foto detiknegri.my.id/2021
Bersantai di atas hammock. Saat berkunjung, hammocknya masih bisa disewa. Foto detiknegri.my.id/2021

Beberapa pedagang, menjual snack dan minuman di dalam taman dengan membangun rumah-rumah kecil. Namun terlihat sepi, karena pengunjungnya yang tidak banyak. Nampaknya, tempat ini lebih banyak dikunjungi saat libur. Sementara kami datang pada hari biasa, 13 Juli 2022 lalu.

Masyarakat Masih Memerlukan Pendampingan

Meskipun pengelolaan taman ini bersifat swadaya masyarakat, selayaknya Pemkab Lampung Barat dan Kementerian Kehutanan memberi perhatian yang lebih. Paling tidak, masyarakat pengelola tetap didampingi untuk melakukan usaha yang kreatif dan inovatif.

Fasilitas-faslitas yang ada, juga banyak yang tidak berfungsi lagi. Aneka payung yang digantung diantara pohon-pohon pinus, tinggal kenangan. Spot-spot menarik untuk berswafoto juga banyak yang tidak terurus.

Namun melihat semangat masyarakat pengelola dan antusiasme pengunjung, bisa jadi menjadi modal untuk didampingi lebih serius lagi. Utamanya, pengelolaan keuangan, perbaikan dan penambahan fasilitas, dan promosi.

Salah satu spot untuk berswafoto di Pinus Ecopark yang sudah kurang terurus. Foto detiknegri.my.id/2021
Salah satu spot untuk berswafoto di Pinus Ecopark yang sudah kurang terurus. Foto detiknegri.my.id/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun