Sikap dan perbuatan kasih dari Simon dan  Veronika, jarang kita temukan saat ini. Semua orang akan menghindar. Tidak mau membantu. Takut kena dampaknya. Khawatir, ikut dihukum atau dikucilkan oleh kelompok besar yang berseberangan. Akhirnya, memilih untuk diam dan berharap, persoalan yang ada segera berakhir.
 Ada juga yang merasa kasihan saat melihat orang lain susah. Seperti perempuan-perempuan yang menyaksikan perjalanan dan menangisi Yesus dalam perjalanan  menuju Golgota.Â
Kasih, memang mudah diucapkan tapi susah dilakukan. Apalagi disertai sejumlah pengorbanan. Ketika saudara atau sahabat kita jatuh sengsara, kita cenderung menghindar untuk memberi pertolongan.Â
Perihal jalan sengsara, umat kristen pun meyakini, setiap orang harus berani memikul salibnya.Â
Salib kita, adalah perjuangan kita untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam hidup. Salib kita, adalah perjuangan kita untuk hidup lebih baik. Hidup yang berkualitas, baik lahir maupun bathin. Jasmani dan rohani.Â
Hidup, juga harus berguna bagi sesama. Menolong orang lain, bukan untuk dipuji. Tetapi agar yang dibantu, benar-benar terhibur dan tertolong.Â
Sebab "Bantuan, sedikit pun yang diberikan akan sangat bermanfaat bagi yang benar-benar membutuhkannya".Â
Selamat merefleksikan makna sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H