Upsss ... Untungnya saya bukan orang yang suka cari ribut sama orang lain hehehe ... saya cinta damai. Kondisi ini sangat berbeda ketika saya dibentak oleh seorang teman yang memaksa untuk masuk bisnisnya waktu itu. (ada apa dengan penulis) saat dibentak, saya akan balas membentak karena saya dalam koridor yang benar, tapi ini ... seorang teman mengatakan dengan halus dan lemah lembut kalimat kesinisan dan karena itulah saya mengambil sikap diam.
Saya tiba-tiba ingat dengan tokoh kartun samurai x kesukaan saya, Ken Shi Himura. Weeiittss, dia sangat tahu siapa orang yang pantas dia lawan, karena insting pendekarnya bisa langsung menebak, apakah musuhnya memiliki ilmu tingkat tinggi yang sama dengannya atau hanya seorang musuh "kerdil" yang beraninya sekedar menakut-nakuti saja. Seperti terdengar aauman singa, tapi saat dilihat eehhh ... hanya seekor anak kucing biasa. :D
Lagi pula waktu itu, saya tidak mau peta pikiran yang sudah berpola untuk saya tulis, jadi acak-acakkan hanya karena sebuah sms.
Namun setelah selesai menulis, semua kalimat si A itu malah tertancap kuat dipikiran, sama seperti saat kita sedang memikirkan seseorang, tapi kita tidak tahu entah di mana orang itu berada. Ya, sebagian kegiatan saya jadi terganggu selama berhari-hari. Oh tuhan saya tersiksa (sambil pengang jidat) saya sampai berpikir, apa saya telah salah memilih jadi penulis??
Naahhh ... disaat itulah saya bertemu dengan seorang mbak yang saya ceritakan di atas. Namanya Aliya Nurlela, kepadanyalah saya memberikan tiga pertanyaan yang sebelumnya sudah dikatakan si A dengan sinis.
Sayang sekali saya tidak bertemu langsung dengan Mbak Al (begitu saya memanggilnya), karena beliau ini tinggal di Ciamis, Jawa Barat. Sedangkan saya tinggal di Kalimantan Timur, maka pembicaraan pun terjadi lewat inbox. Disana saya berkeluh kesah pada beliau.
Kalau dalam cerita Naruto, saat terjadi perang besar. Ayah Ino ditugaskan untuk menggunakan telepati pikiran agar bisa bicara dengan semua personel di medan perang. Saya selalu berharap bisa melakukan itu pada orang lain. Tidak perlu sms atau telpon, tinggal pegang kepala saja dan langsung bisa bicara dengan semua orang yang dimaksud hehehe .... (ngawurr) :P
Kembali ketopik pembicaraan. "Mbak Al, seorang teman pernah bilang pada saya, kalau sekarang bukan lagi jamannya menulis, tapi banyakin baca aja. Bener begitu, Mbak?" lewat inbox facebook saya menunggu jawaban Mbak Al dengan hati berdebar.
"Pendapat saya, kurang setuju dengan pendapat temanmu itu, karena dari mana kita membaca, kalau tidak ada yang menulis?"
Ketika membaca pesan itu saya langsung tersenyum senang. I know it!! Saya yakin kalau tidak salah bertemu dengan mbak ini dan bertanya padanya tentang masalah saya, hingga pertanyaan pun berlanjut.
"Mbak Al, bener ya jadi penulis yang kerjanya mikir dan nulis di rumah doang, seperti 'nggak mau keluar dari zona aman', menurut Mbak gimana??"