Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paskah: Setia Memberitakan Kebenaran Hadapi Covid-19

12 April 2020   18:25 Diperbarui: 12 April 2020   19:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menariknya, Yesus menekankan murid-murid untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan bukan sekadar memberitakan kabar benar untuk melawan kabar bohong yang sudah lebih dulu tersebar. Memberitakan kabar benar tidak menjamin akan melenyapkan kabar bohong, karena kabar bohong akan tetap ada sampai akhir dunia ini. Tapi orang-orang yang hidup dalam kebenaran dapat membongkar topeng kebohongan dan memberikan kesempatan untuk setiap orang mengikuti kabar benar.

Demikian juga ketika pemerintah dan relawan di negeri ini sibuk memberikan sosialisasi yang benar, kabar bohong (hoax) terus berseliweran. Usaha-usaha untuk menangkap penyebar hoax sudah dilakukan oleh aparat keamanan, tetapi hoax tak juga hilang dari negeri ini.

Menangkap mereka yang menyebarkan hoax memang perlu untuk menegakkan hukum di negeri ini, tapi usaha itu juga harus dilawan dengan komitmen untuk melaksanakan kebijakan pemerintah. Usaha menjaga jarak fisik jangan hanya kata-kata. Permerintah, para awak media dan semua tokoh di negeri ini harus menerapkan menjaga jarak fisik jangan hanya sekadar ucapan tanpa bukti.

Apabila pemerintah dan masyarakat berusaha menerapkan kebijakan menjaga jarak fisik sebagai berita benar untuk membendung corona, maka ejekan dari mereka yang selalu menyebar hoax untuk mengganggu penerapan menjaga jarak fisik akan hilang dengan sendirinya.

Berita penolakan pemakaman korban corona masih saja terjadi, padahal protokol kesehatan sudah disosialisasikan. Tapi kabar bohong yang memengaruhi masyarakat untuk menolak pemakaman korban meninggal karena covid-19 masih saja terjadi.

Berita bohong akan terus ada, dan berita itu akan merusak hubungan sesama, secara khusus dalam usaha bersama membendung virus corona, karena itu kita semua harus berusaha untuk terus memberitakan strategi jitu membendung corona dengan menjaga jarak sosial bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan penerapan langsung diam di rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah untuk menerapkan menjaga jarak fisik.

Pada daerah-daerah yang melaksanakan pembatasan sosial berskala besar sanksi tegas harus diterapkan untuk menegakkan kebijakan menjaga jaga jarak fisik. Meski, berita bohong akan terus ada, tetapi mereka yang mengetahui bahwa hidup dalam berita yang benar, secara khusus dalam membendung corona, akan dapat menghindari paparan virus corona dan secara bersamaan juga menjaga diri untuk tidak menjadi media penularan virus corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun