Mohon tunggu...
Granito Ibrahim
Granito Ibrahim Mohon Tunggu... Desainer Grafis -

Fotografer jalanan dan penulis fiksi yang moody.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Ada yang Benar-benar Mati di Awal Desember

9 Desember 2017   13:02 Diperbarui: 9 Desember 2017   13:58 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di teras rumahnya, tokoh kita melamun. Hujan gerimis membasahi daun-daun, ranting pohon dan rerumputan di sekitar rumah tokoh kita. Rinai air, bagi tokoh kita seperti lagu yang melenakan: membawa imajinasi terbang ke mana-mana seperti angin yang tak tentu arah pada sore itu.

Dalam lamunannya tergambar wajah seorang gadis yang pernah tinggal di kalbunya. Wajah yang sangat ia kenal, wajah yang seolah tercetak abadi dalam benak dan dadanya. Meski begitu, tokoh kita telah berusaha keras: berkali-kali mencoba melupakan, menghapus segala kenangan. Namun semua upaya gagal dan gagal terus menerus. Ia jadi heran, apakah ingatannya memaksa wajah gadis itu menetap berlama-lama, atau memang tidak semua ingatan dapat dihapus seseorang. Lalu tokoh kita --di antara gerimis senja mencoba menelusuri, dari mana asal-usul kenangan itu hingga begitu sulitnya dimusnahkan.

Tanpa sadar, nyala rokoknya sudah mati sedari tadi meninggalkan abu yang panjang dalam asbak. Bahkan tokoh kita lupa mandi, lupa makan dan lupa ada tugas dari kampus yang harus diselesaikan.

Rupanya tokoh kita asyik bekerja keras, menelaah apa yang terjadi antara tubuh dan jiwanya. Apakah itu reaksi kimia hormon, gejolak psikologi atau ledakan kreatifitas. Mungkin tepatnya tidak sadar, tentang datangnya lembar-lembar masa silam yang kadang begitu nikmat dipikirkan, meski pada lain waktu malah begitu menyiksa batinnya.

"Hatimu sungguh tersiksa."

"Tidak, aku justru menikmatinya."

"Kau tidak sadar."

"Aku sadar sepenuhnya."

"Kau sadar, tapi tidak sepenuhnya."

"Apakah ada orang yang bisa merasa sadar sepenuhnya?"

Tokoh kita bercakap-cakap dengan dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun