Sebelum menggunakan sistem penanggal seperti sekarang, orang Jawa punya sistem penanggalannya sendiri jaman dulu yang disebut Neptu Jawa. Dalam prakteknya, tentu ada perbedaan Neptu Jawa dan penanggalan biasa yang kita gunakan sekarang. Â Â
Dalam perubahan sistem penanggalan Gregorian ini, masih banyak orang jawa yang masih mempercayai Neptu Jawa dalam aktivitas mereka.Â
Misalnya menentukan hari pernikahan, atau melaksanakan budaya-budaya lain yang membutuhkan perhitungan hari menggunakan Neptu Jawa.
Itulah sebabnya, menarik mempelajari perbedaan penanggalan ini karena dalam praktiknya Neptu Jawa juga masih ditemukan. Bahkan, di beberapa tanggalan biasa juga masih ada yang tertulis sistem Neptu Jawa, seperti pahing, pon kliwon, dan sebagainya.
Perbedaan Neptu Jawa dan Penanggalan Biasa
Neptu Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang digunakan dalam budaya Jawa di Indonesia. Sistem ini berdasarkan pada perhitungan siklus tujuh hari yang dihubungkan dengan pengaruh planet-planet dalam astrologi Jawa.Â
Sementara itu, penanggalan biasa yang sekarang digunakan adalah penanggalan Gregorian yang secara luas diterima dan digunakan di sebagian besar negara di dunia.
Perbedaan antara Neptu Jawa dan penanggalan biasa yang digunakan saat ini terletak pada cara penghitungan waktu dan penomoran hari. Berikut adalah beberapa perbedaan Neptu Jawa dan penanggalan biasa atau biasa disebut penanggalan Gregorian:
1. Asal Usul
Neptu Jawa
Neptu Jawa merupakan sistem penanggalan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Jawa di Indonesia. Sistem ini memiliki akar budaya yang kuat dan berdasarkan pada kepercayaan Jawa yang melibatkan astrologi dan kekuatan alam.
Penanggalan Gregorian: Penanggalan Gregorian adalah sistem penanggalan yang saat ini digunakan secara luas di dunia. Itu dinamai setelah Paus Gregorius XIII yang memperkenalkannya pada tahun 1582 untuk menggantikan penanggalan Julian.
2. Dasar Penghitungan Waktu
Neptu Jawa
Neptu Jawa didasarkan pada siklus tujuh hari yang terkait dengan planet-planet tertentu dalam astrologi Jawa, seperti Senin (Legi), Selasa (Pahing), Rabu (Pon), Kamis (Wage), Jumat (Kliwon), Sabtu (Legi), dan Minggu (Pahing).Â
Siklus ini dihitung berdasarkan pergerakan planet dan memiliki hubungan dengan keberuntungan dan nasib seseorang.
Penanggalan Biasa
Penanggalan biasa yang digunakan saat ini adalah penanggalan Gregorian yang didasarkan pada sistem kalender matahari dengan tahun 365 atau 366 hari.
Penanggalan ini mengikuti peredaran Bumi mengelilingi Matahari dan menggunakan bulan-bulan dengan panjang yang berbeda-beda.
3. Penomoran Hari
Neptu Jawa
Neptu Jawa menggunakan sistem penomoran hari yang berbeda dari penanggalan biasa. Dalam Neptu Jawa, hari-hari dalam satu siklus tujuh hari diberi angka 1 hingga 7 (misalnya, Senin = 1, Selasa = 2, Rabu = 3, dan seterusnya).Â
Selain itu, setiap hari juga dikaitkan dengan pasangan pasaran, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing.
Penanggalan Biasa
Penanggalan biasa menggunakan sistem penomoran hari yang lebih umum dikenal di mana hari-hari diberi angka 1 hingga 7, dengan Senin sebagai hari pertama dan Minggu sebagai hari ketujuh.
4. Aplikasi dan Penggunaan
Neptu Jawa
Neptu Jawa masih dipertahankan dan digunakan oleh beberapa masyarakat Jawa dalam konteks budaya, ritual, atau astrologi tradisional.Â
Beberapa orang Jawa mungkin mempertimbangkan neptu ketika memilih tanggal-tanggal penting dalam budaya dan aktivitas mereka.Â
Sistem neptu Jawa juga digunakan untuk menentukan perhitungan hari baik atau hari buruk dalam berbagai aktivitas, seperti pernikahan, pembelian, atau memulai usaha baru.Â
Terdapat aturan-aturan khusus yang memperhitungkan kombinasi hari dan bulan dalam kalender Jawa untuk menentukan kecocokan atau ketidakcocokan suatu kegiatan dengan energi yang ada pada hari tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa konsep neptu Jawa berkaitan erat dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa.Â
Meskipun beberapa orang masih mengikutinya dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua orang mempercayai atau mengikuti sistem neptu Jawa secara ketat.
Penanggalan Biasa
Penanggalan Gregorian adalah sistem penanggalan resmi yang digunakan di hampir semua negara di dunia saat ini.Â
Penanggalan ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari, administrasi pemerintahan, bisnis, dan dalam berbagai aspek kehidupan modern.
Perbedaan ini mencerminkan perbedaan pendekatan dan filosofi di balik sistem penanggalan Jawa tradisional dan penanggalan Gregorian yang digunakan saat ini. Dalam praktiknya, penanggalan ini juga menunjukkan kearifan budaya yang dimiliki orang Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H