Dengan banyak mata yang melihat kode sumbernya, kesalahan dan kerentanan keamanan dalam software open source dapat lebih cepat ditemukan dan diperbaiki oleh komunitas pengembang.
Contoh terkenal dari software Open Source termasuk Linux (sistem operasi), Apache (web server), MySQL (database), dan Mozilla Firefox (web browser). Namun, perlu dicatat bahwa meskipun software Open Source biasanya gratis, hal itu tidak selalu berarti demikian.
Beberapa proyek open source dapat meminta sumbangan atau memiliki model bisnis yang berbeda untuk mendukung pengembangannya.
Dalam kesimpulannya, software Open Source merupakan jenis perangkat lunak yang memungkinkan akses terbuka, kolaborasi, dan modifikasi kode sumber oleh pengguna dan pengembang.Â
Hal ini menghasilkan fleksibilitas, keamanan, dan inovasi yang tinggi dalam pengembangan perangkat lunak.
2. Software Proprietary
Software Proprietary adalah jenis perangkat lunak yang dikembangkan dan dimiliki oleh perusahaan atau individu tertentu. Dalam model bisnis ini, pemilik software memiliki hak eksklusif atas kode sumber dan distribusi perangkat lunak tersebut.Â
Pengguna perangkat lunak hanya diberikan lisensi penggunaan yang terbatas sesuai dengan ketentuan yang ditentukan oleh pemilik.Â
Perangkat lunak Proprietary umumnya dibangun dengan tujuan mencari keuntungan dan menjaga keunggulan kompetitif bagi pemiliknya. Pemilik dapat mengenakan biaya atau biaya langganan untuk mengakses dan menggunakan perangkat lunak mereka.Â
Karena hak cipta dan lisensi eksklusif yang dimiliki oleh pemilik, pengguna perangkat lunak Proprietary biasanya tidak diizinkan untuk memodifikasi, mendistribusikan, atau menganalisis kode sumber perangkat lunak.
Berikut ini perbedaan dasar software proprietary dan open Source:
a. Lisensi Terbatas
Software proprietary memiliki lisensi yang mengatur penggunaannya. Lisensi ini mungkin membatasi akses pengguna terhadap kode sumber atau melarang pengguna untuk memodifikasi atau mendistribusikan ulang software tersebut.