Dejavu adalah fenomena psikologis yang dirasakan sebagai perasaan telah mengalami suatu situasi atau peristiwa sebelumnya, meskipun sebenarnya tidak pernah mengalaminya. Ini bisa terasa seperti pengalaman yang sangat spesifik.
Seperti perasaan bahwa kamu pernah mengunjungi suatu tempat atau melakukan suatu tindakan sebelumnya, meskipun sebenarnya kamu tahu bahwa itu mustahil.Â
Meskipun para ahli belum sepenuhnya memahami penyebab dejavu yang pasti, tetapi mereka telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan penyebabnya.Â
Salah satu teori adalah bahwa dejavu terjadi ketika otak Anda membuat kesalahan dalam mengintegrasikan informasi yang diterima dari lingkungan sekitarnya.
Dalam situasi normal, informasi yang diterima oleh otak diproses secara terpisah dan disimpan dalam memori jangka pendek, kemudian diintegrasikan ke dalam memori jangka panjang.Â
Dalam situasi dejavu, kemungkinan terjadi kesalahan dalam proses integrasi, yang menyebabkan perasaan bahwa kamu telah mengalami situasi atau peristiwa tersebut sebelumnya.
Meskipun dejavu biasanya tidak menimbulkan masalah yang serius, beberapa orang mungkin merasa cemas atau terganggu oleh perasaan yang tidak biasa tersebut.Â
Jika kamu sering mengalami dejavu atau merasa terganggu oleh pengalamannya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli psikolog untuk mendapatkan bantuan dan saran lebih lanjut.
Penyebab Dejavu
Penyebab pasti dari dejavu masih belum sepenuhnya dipahami oleh ilmuwan, tetapi beberapa teori telah dikembangkan untuk menjelaskan fenomena ini.
Salah satu teori yang paling umum adalah bahwa dejavu terjadi ketika ada gangguan dalam koneksi antara ingatan jangka pendek dan jangka panjang di otak.Â
Saat seseorang mengalami dejavu, mungkin terjadi ketidakselarasan antara pengalaman baru dengan ingatan lama, sehingga orang tersebut merasa bahwa peristiwa yang sedang terjadi sudah pernah dialami sebelumnya.
Teori lain mengatakan bahwa dejavu terjadi ketika otak memproses informasi secara tidak normal. Misalnya, otak mungkin memproses informasi yang baru diterima dengan lebih lambat dari biasanya.
Hal lain mungkin terjadi peningkatan aktivitas di beberapa area otak yang berhubungan dengan pengalaman dan memori. Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa dejavu dapat terkait dengan faktor psikologis seperti kelelahan, stres, dan kecemasan.Â
Ada juga teori yang menghubungkan dejavu dengan fenomena paranormal atau pengalaman kehidupan sebelumnya, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang dapat mendukung teori-teori ini.
Secara umum, meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang dejavu, tampaknya fenomena ini terkait dengan gangguan dalam pemrosesan informasi di otak.Â
Namun, karena otak sangat kompleks dan memerlukan penelitian yang lebih banyak, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dejavu secara lebih mendalam.
Ada beberapa teori tentang apa yang menyebabkan pengalaman dejavu, tetapi belum ada konsensus yang pasti di antara para ilmuwan. Beberapa faktor yang diduga dapat jadi penyebab dejavu antara lain:
1. Gangguan dalam fungsi otak
Beberapa studi telah menemukan bahwa dejavu terkait dengan gangguan fungsi otak, seperti epilepsi, migrain, dan gangguan kecemasan. Gangguan ini mungkin mempengaruhi cara otak memproses informasi, sehingga menciptakan pengalaman dejavu.
2. Kesamaan dengan pengalaman sebelumnya
Deja vu dapat terjadi ketika seseorang mengalami situasi yang memiliki kesamaan dengan pengalaman sebelumnya. Kemiripan ini mungkin tidak sepenuhnya sama, tetapi cukup mirip untuk memicu perasaan dejavu.
Pengalaman dejavu mungkin terjadi ketika seseorang menemukan situasi atau konteks yang sangat mirip dengan pengalaman masa lalu.Â
Misalnya, mungkin seseorang mengunjungi sebuah tempat baru yang sebenarnya mirip dengan tempat yang pernah mereka kunjungi sebelumnya, sehingga menciptakan pengalaman dejavu.
3. Stres dan kelelahan
Beberapa studi telah menemukan hubungan antara stres dan kelelahan dengan pengalaman dejavu. Kondisi ini mungkin mempengaruhi cara otak memproses informasi, sehingga menciptakan pengalaman dejavu.Â
Dejavu dapat terjadi ketika seseorang dalam keadaan kelelahan atau stres, yang dapat mempengaruhi kinerja otak dan membuatnya lebih rentan terhadap sensasi yang tidak biasa.
4. Epilepsi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dejavu dapat terkait dengan kejang epilepsi, meskipun tidak semua orang yang mengalami dejavu juga mengalami epilepsi.
5. Imajinasi dan sugesti
Beberapa ahli berpendapat bahwa pengalaman dejavu mungkin terjadi ketika seseorang mengalami perasaan yang mirip dengan yang mereka alami dalam imajinasi atau sugesti, seperti dalam mimpi atau dalam film.
6. Kesalahan pengolahan informasi di otak
Teori lain mengatakan bahwa dejavu terjadi karena suatu kesalahan dalam pengolahan informasi di otak.Â
Di mana seseorang mengalami sensasi mengenai pengalaman yang sama di kedua sisi otaknya secara bersamaan. Ini membuatnya merasa telah mengalami pengalaman tersebut sebelumnya.Â
Namun, walaupun sudah ada beberapa penelitian tentang penyebab dejavu, belum ada konsensus yang pasti di antara para ilmuwan tentang apa yang sebenarnya yang menyebabkan pengalaman ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H