Beberapa studi telah menemukan hubungan antara stres dan kelelahan dengan pengalaman dejavu. Kondisi ini mungkin mempengaruhi cara otak memproses informasi, sehingga menciptakan pengalaman dejavu.Â
Dejavu dapat terjadi ketika seseorang dalam keadaan kelelahan atau stres, yang dapat mempengaruhi kinerja otak dan membuatnya lebih rentan terhadap sensasi yang tidak biasa.
4. Epilepsi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dejavu dapat terkait dengan kejang epilepsi, meskipun tidak semua orang yang mengalami dejavu juga mengalami epilepsi.
5. Imajinasi dan sugesti
Beberapa ahli berpendapat bahwa pengalaman dejavu mungkin terjadi ketika seseorang mengalami perasaan yang mirip dengan yang mereka alami dalam imajinasi atau sugesti, seperti dalam mimpi atau dalam film.
6. Kesalahan pengolahan informasi di otak
Teori lain mengatakan bahwa dejavu terjadi karena suatu kesalahan dalam pengolahan informasi di otak.Â
Di mana seseorang mengalami sensasi mengenai pengalaman yang sama di kedua sisi otaknya secara bersamaan. Ini membuatnya merasa telah mengalami pengalaman tersebut sebelumnya.Â
Namun, walaupun sudah ada beberapa penelitian tentang penyebab dejavu, belum ada konsensus yang pasti di antara para ilmuwan tentang apa yang sebenarnya yang menyebabkan pengalaman ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H