Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Wajib untuk Diperhatikan! Berikut 7 Syarat Sah Adzan Subuh!

20 Februari 2023   11:50 Diperbarui: 20 Februari 2023   11:56 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam memastikan bahwa waktu sholat sudah masuk sesuai dengan ketentuan, maka ditandai dengan adanya adzan yang dikumandangkan. 

Dengan begitu, umat muslim di Kawasan setempat bisa bersiap-siap dalam melaksanakan sholat fardhu tersebut.

Adzan sholat subuh menjadi pertanda masuknya waktu sholat subuh, lalu adzan sholat dzuhur, menjadi pertanda waktu masuknya sholat dzuhur, begitu pula dengan adzan sholat ashar, maghrib, dn juga isya.

Pada masa Rasul dahulu, para sahabat berpikir untuk menentukan tanda masuk waktu sholat mereka. Setelah beberapa pendapat diungkapkan, akhirnya Rasulullah SAW memutuskan untuk memilih adzan. Lalu, adzan untuk pertama kalinya dikumandangkan oleh Bilal bin Rabah.

Terdapat 7 syarat sah dikumandangkannya adzan sebagai penentu sholat subuh, dan empat sholat fardhu lainnya. Berikut penjelasannya.

Syarat Sah Adzan

Sumber: pixabay
Sumber: pixabay

1. Sudah memasuki waktu sholat

Syarat sah adzan adalah pada saat sudah masuknya waktu sholat, sehingga pada saat mengumandangkan adzan sebelum masuknya waktu sholat, dianggap tidak sah. Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian yaitu pada adzan subuh.

Adzan subuh hanya dibolehkan untuk dilakukan dua kali saja, yaitu pada waktu sebelum waktu subuh tiba dan pada saat waktu subuh telah tiba di mana pada saat terbitnya fajar shadiq.

2. Berniat adzan

Hendaknya setiap orang yang akan adzan, terlebih dahulu berniat di dalam hatinya (tidak menggunakan lafadz tertentu), bahwa dirinya akan menjalankan adzan dengan perasaan yang ikhlas karena Allah SWT semata.

3. Dikumandangkan dengan menggunakan Bahasa Arab

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ulama, tidak sah apabila suatu adzan yang menggunakan Bahasa selain dengan mengumandangkan dalam bahasa Arab. Di antara ulama yang memiliki pendapat seperti itu adalah ulama dari Hambali, Mazhab Hanafiah, dan Syafi'i.

4. Tidak ada sebutan dalam mengucapkan lafaz adzan yang bisa merubah makna

Maksudnya adalah pada saat adzan, yang mengumandangkan adzan terbebas dari kesalahan-kesalahan dalam hal pengucapan. Sebab, jika terjadi kesalahan pada pengucapan, mampu merubah makna dan arti dari adzan itu sendiri.

Maka dari itu, lafadz dari adzan harus diucapkan secara jelas dan juga benar. Jika terjadi kesalahan pada lafadz adzan, maka adzan yang dikumandangkan menjadi tidak sah.

5. Lafadz yang dicapkan sesuai dengan urutan

Sesuai dengan syarat sebelumnya, maka hendaknya untuk lafadz adzan diucapkan dengan sesuai runtutan seperti yang sudah dijelaskan juga di dalam berbagai hadits shahih. 

Misalnya, pada adzan subuh, maka harus dilafazkan bacaannya sesuai dengan urutannya, sebagaimana lafadz adzan.

Adapun bacaan adzan subuh adalah sebagai berikut:

Bacaan adzan subuh dalam Bahasa latin sebagai berikut:

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar

Asyhadu allaa ilaaha illallah, Asyhadu allaa ilaaha illallah

Asyhadu anna muhammadar rosuulullah, Asyhadu anna muhammadar rosuulullah

Hayya 'alash shalaah, Hayya 'alash shalaah

Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah

Ash-Shalaatu khairum-minannaum, Ash-Shalaatu khairum-minannaum

Allahu akbar, Allahu kabar laa ilaaha illallah

6. Lafaz diucapkan secara bersambung

Maksudanya adalah hendaknya dengan bacaan adzan yang ada, harus dibaca tanpa terputus-putus, bersambung, tidak dipisahkan oleh perkataan apapun di luar urutan dari pelaksanaan adzan itu sendiri.

Akan tetapi, tetap diperbolehkan untuk berkata atau berbuat sesuatu yang bersifat ringan, misalnya saja bersin.

7. Adzan diperdengarkan pada orang yang tidak berada di tempat muadzin

Artinya, adzan yang dikumandangkan oleh muadzin, harus bisa terdengar oleh orang yang tidak berada di lokasi yang sama dengan muadzin pada saat muadzin mengumandangkan adzan.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeraskan suara pada saat mengumandangkan adzan atau dengan menggunakan bantuan alat pengeras suara pada saat akan mengumandangkan adzan.

Itulah beberapa syarat sah adzan yang dikumandangkan sebagai sebuah tanda bahwa sudah masuknya waktu sholat lima waktu.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun