Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Inilah Posisi Koda dalam Sebuah Struktur Karya Sastra

24 Januari 2023   11:38 Diperbarui: 24 Januari 2023   11:42 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koda adalah bagian dari karya tulis yang memiliki peranan cukup besar, yang mampu mengikat sebuah perasaan pembaca pada sebuah cerita atau novel setelah mereka selesai membaca. Pasalnya, koda mampu meninggalkan sebuah kesan akhir yang menggandeng hati para pembacanya. 

Melalui koda, maka semua pembaca akan selalu teringat dengan kisah dalam cerita tersebut, karena begitu dalam dan juga indah suatu tulisan.

Secara umum, koda adalah bagian dari penutup yang menjadi sebuah pesan dan juga amanat yang bisa dipetik dari suatu cerita dalam karya tulis,seperti cerita atau novel.

Akan tetapi, di dalam sebuah cerita, koda tidaklah berdiri sendiri. terdapat banyak struktur yang juga harus ada pada sebuah cerita agar koda dapat bekerja dengan baik pada saat diterapkan ke dalam sebuah cerita. 

Berikut ini adalah penjelasan tentang struktur penting yang ada dalam cerita, dan perlu juga untuk kita ketahui agar bisa memahami posisi koda pada sebuah cerita.

Posisi Koda Dalam Karya Sastra

Sumber: pixabay
Sumber: pixabay

1. Abstraksi

Abstraksi secara umum adalah sebuah gambaran singkat mengenai suatu tema, peristiwa sampai ide yang ada pada sebuah cerita. Hal ini menjadi struktur utama yang mempengaruhi jalannya sebuah alur pada cerita.

Abstrak ini juga dapat dikatakan sebagai sebuah premis yang diambil untuk menjadi sebuah ide pokok cerita. 

Misalnya saja, pada novel komedi romantis, penulis ingin mengangkat premis tentang si gadis miskin dan mandiri, yang bertemu dengan seorang pria kaya yang arogan.

Ini adalah sebuah abstrak singkat, yang kemudian dapat dikembangkan dengan lebih luas lagi. Misalnya saja, dengan situasi yang mempertemukan keduanya, latar belakang dari setiap karakter, dan sebagainya.

2. Orientasi

Struktur selanjutnya yang penting adalah orientasi, di mana merupakan sebauh pengenalan situasi, karakter pada cerita. Biasanya, setiap kisah yang tertulis dalam sebuah karya fiksi memiliki berbagai jenis orientasi.

Pengenalan ini meliputi tentang pengenalan tokoh, karakter, waktu latar belakang, situasi, serta permasalahan yang diangkat, juga hubungan antar para tokoh yang ada di dalamnya. Cara pengenalannya juga sangat beragam, sesuai dengan tema cerita yang diambil.

Biasanya, pengenalan tokoh serta karakteristiknya akan digambarkan secara perlahan. Seiring dengan berjalannya cerita, nantinya akan muncul beberapa tokoh baru. 

Besar kemungkinan juga ada sisi lain dari tokoh dalam cerita yang baru diketahui setelah cerita akan berakhir. Hal ini juga dilakukan oleh penulis untuk mendukung alur cerita dan juga mengolah emosi setiap pembaca.

3. Komplikasi

Di mana bagian munculnya konflik pada saat memasuki pertengahan cerita sampai klimaks. 

Konflik ini menjadi penting untuk ada dan dibuat dengan sangat matang, sampai mampu menghidupkan sebuah cerita.

Cerita yang tidak mempunyai komplikasi akan terasa sangat datar dan juga membosankan. 

Maka dari itu, adanya berbagai konflik ini mampu menghadirkan warna yang variatif serta kompleks. Dengan begitu, cerita yang disajikan akan selalu menarik.

4. Rising action

Rising action adalah semua tumpukan permasalahan, peristiwa, serta gejolak emosi yang menimbun menjadi satu. Pada titik inilah penapakaian konflik akan terasa sangat berat dan juga melelahkan untuk tokoh utamanya.

Hal ini pada akhirnya akan memicu tokoh utama membawa alur cerita ke tingkatan yang tertinggi. Biasanya, sebuah cerita akan mencapai pencapaian konflik yang terasa seolah tidak ada jalan lagi nantinya.

5. Klimaks

Di bagian ini menjadi titik puncak konflik dari sebuah cerita. Setelah cerita berkembang dari awal mulanya hanya pengenalan karakter, kemudian muncul konflik, dan berkembang mencapai puncak masalah.

6. Evaluasi

Pada bagian evaluasi ini, cerita sudah menuju bagian akhir yang menjadi titik cerah dari setiap konflik dan permasalahan yang dialami oleh tokoh dalam sebuah cerita. Pada evaluasi ini, tokoh utamanya sudah menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah.

7. Resolusi

Bagian ini juga bisa dikatakan sebagai titik akhir dari sebuah alur cerita. Pada bagian akhir ini, sejumlah penjelasan tentang masalah yang sudah selesai. Resolusi menjadi pemaparan yang menjernihkan dan meluruskan setiap pertanyaan yang terbersit di kepala pembaca sebelumnya.

8. Koda

Koda adalah bagian paling terakhir yang mengandung kesimpulan dan juga pesan moral dari sepanjang perjalanan dari para tokoh utamanya setelah mengalami sejumlah peristiwa yang dilewatinya.

Bagaimana si penulis ingin menyampaikan sebuah pesan agar para pembacanya bisa mengambil hikmah terbaik dari pengalaman para tokoh di dalamnya.

Itulah penempatan koda dalam struktur cerita yang perlu kamu ketahui. Jadi, kalau kamu menemukan sebuah kalimat amanat dari sebuah cerita, bisa dikatakan itu adalah koda.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun