Hal ini kemudian diwujudkan dalam kenyataan dengan diadakannya perkemahan pemuda pada tahun 1928.Â
3. Tahap Ketiga
Fase Selanjutnya atau disebut juga dengan "Revolusi Kemandirian Jasmani". Peran nyata pemuda pada masa revolusi fisik kemerdekaan adalah ketika mereka menyandera Soekarno-Hatta di Rengasdengklok.
Sehingga mereka segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka sangat antusias terhadap terwujudnya negara bangsa yang merdeka dalam kerangka kemerdekaan.
4. Tahap Keempat
Tahap selanjutnya adalah perkembangan nasionalisme pada tahun 1966, yang berarti reorganisasi pemerintahan Indonesia. 20 tahun setelah kemerdekaan menyaksikan kerusuhan pemberontakan Gestapu dan eksesnya.
Nampaknya tanpa peran organisasi mahasiswa dan pemuda serta ormas pada tahun 1966, Soeharto dan militer akan sulit merebut kekuasaan dari penguasa orde lama Soekarno.
Sayangnya, penguasa Orde Baru menelantarkan generasi muda dan mahasiswa yang menjadi penggerak utama terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia.
Sejak akhir tahun 1970-an, gerakan mahasiswa di bidang politik dibatasi dan perkuliahan berlangsung. Seperti di aula diadakan di kampus mereka.
5. Tahap Kelima
Kekacauan pada masa Orde Baru menghasilkan fase kelima yang disebut juga dengan "Era Reformasi".
Nasionalisme kemudian tidak hanya berakhir pada masa Soeharto, tetapi berlanjut ketika reformasi menjadi sumber inspirasi perjuangan rakyat melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Prinsip Nasionalisme Indonesia
Berdasarkan sejarah nasionalisme Indonesia di atas, semangat nasionalisme tersebut dijiwai dengan lima prinsip nasionalisme berikut ini::
1. Kesatuan
Prinsip kesatuan adalah kesatuan wilayah, bangsa, bahasa, ideologi dan politik, sistem politik atau pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pertahanan keamanan dan aturan budaya.